Pragmatik, Budaya, dan Pengajaran
Bahasa
Pragmatik
adalah salah salah satu kajian tentang bahasa yang tumbuh dan berkembang dari berbagai
kecenderungan atau tradisi, Bahasa dan pengajaran
bahasa merupakan unsur- unsur yang terdapat dalam kebudayaan. Budaya berkaitan
dengan cara hidup, termasuk bagaimana anggota kelompok atau masyarakat tersebut
berkomunikasi. Sehingga pemakaian bahasa tunduk kepada aturan budaya. Oleh
karena itu mengajarkan suatu bahasa berarti mengajarkan budaya masyarakat
penutur bahasa tersebut. Pengajaran bahasa tidak dapat dikatakan lengkap tanpa
mencakupi pengetahuan tentang budaya yang bersangkutan.
Dalam
makalah ini, sebelum kita menelusuri benang merah yang menghubungkan pragmatik,
budaya, dan pengajaran bahasa, pada awal bab penulis meninjau secara terperinci
mengenai pengertian pragmatik. Kemudian diulas perihal budaya, kemudian
mengenai pengajaran bahasa. Hal ini,
untuk memberi gambaran awal kepada pembaca. Untuk rujukan yang digunakan cukup
lengkap, karena dalam satu pembahasan penulis tidak hanya menampilkan satu
sumber, tetapi merujuk pada berbagai sumber dari beberapa teori yang penulis
ambil. Jadi setiap pendapat ataupun teori yang disajikan merujuk pada beberapa
sumber. Sehingga memperkuat setiap pendapat yang ditampilkan dalam makalah ini.
Selain itu juga bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan antara teori satu dan
teori lainnya, sehingga pembaca tidak hanya memahami dari satu sudut pandang.
Hal ini dapat dijadikan sebagai keunggulan dari makalah ini, karena sebelum
kita masuk pada pembahasan mengenai keterkaitan antara pragmatik, budaya, dan
pengajaran bahasa, kita sudah memiliki pengetahuan awal mengenai pengertian
ketiga aspek tersebut.
Dalam
pemaparannya, meskipun sangat terperinci, namun dari segi bahasa, banyak
kata-kata yang terlalu teoritis, sehingga sulit untuk dipahami oleh pembaca,
dan penulis pun tidak menjelaskan secara jelas mengenai pengertian kata-kata
tersebut.
Dengan
mengacu pada makalah ini, kita sebagai seorang pengajar bahasa dapat mengetahui
betapa pentingnya pragmatic dalam pengajaran bahasa. Namun, bukan teori
pragmatiknya yang diajarkan pada siswa melainkan bagaimana menerapkan
prinsip-prinsip pragmatik dalam berkomunikasi. Hal tersebut bertujuan agar
siswa dapat berkomunikasi dengan baik dan sesuai dengan konteks. Sehingga siswa
juga dapat menentukan kapan bahasa yang formal digunakan dan kapan bahasa yang
non-formal digunakan. Dalam implikasi hubungannya, pengajaran bahasa hendaklah
menitikberatkan pada pengajaran yang berbasis kompetensi, komunikatif, termasuk
kurikulumnya, silabusnya, bahan pengajarannya, dan metodenya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar