Cari Blog Ini

Selasa, 14 Mei 2013

Analisis Kesulitan Belajar Siswa

just wanna share...
ini kumpulan tugas-tugas gw mudah2n bermanfaat
 ;)


Analisis Kesulitan Belajar Siswa
Jenjang Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Oleh nurul Hikmah


PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Hakekat pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia oleh manusia agar menjadi manusia yang dilakukan secara manusiawi dan normative. Dalam pengertian itu terkandung aspek pengembangan potensi manusia yang hendaknya dilakukan secara manusiawi dan normative.
Bimbingan merupakan proses bantuan kepada individu (konseli) sebagai bagian dari program pendidikan yang dilakukan oleh tenaga akhli (konselor) agar individu (konseli) mampu memahami dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan tuntutan lingkungannya (Suherman AS., 2009: 10). American School Counselor Assosiation (ASCA) mengemukakan konseling merupakan hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien mengetasi masalah-masalahnya.
Seauai dengan peranannya, Bimbingan dan konseling sebagai upaya strategi layanan untuk mengembangkan potensi siswa secara optima, maka secara umum layanannya harus dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia agar mampu menjawab tantangan kehidupan masa depan.
Untuk mencapai keberhasilan layanan bimbingan dan  konseling sesuai dengan amanat Sistem Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003), maka dalam pelaksanaannya harus merupakan tanggung jawab seluruh personel pendidikan.

B.     Tujuan
a)      Mencari nilai suatu mata pelajaran
b)      Membuat rata-rata nilai tersebut
c)      Menentukan siswa dengan nilai terendah
d)     Menemukan kesulitan belajar siswa yang mendapatkan nilai terendah
e)      Menemukan faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang mendapatkan nilai terendah
f)       Menentukan inti masalah yang dihadapi siswa yang mendapatkan nilai terendah
g)      Membuat rencana bantuan untuk yang mendapatkan nilai terendah

C.     Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah studi kasus dan observasi.


BAB II
HASIL OBSERVASI
A.    Landasan Teori
Teori yang berkaitan dengan kesulitan belajar siswa
a.       Konsep dasar Diagnostik Kesulitan Belajar
Menurut Thorndike dan Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai berikut:
¨     Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya;
¨      Studi yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
¨      Keputusan yang dicapai setelah dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
Dari ketida definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa diagnostik kesulitan belajar sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data/informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan untuk untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative kemungkinan pemecahannya.
b.      Pengertian Kesulitan Belajar
Burton (1952:622-624) mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat dipandang atau dapat diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukan kegagalan (failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar didefinisikan oleh Burton sebagai berikut:
1.      Siswa dikatakan gagal  apabila dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan.
2.      Siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya.
3.      Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas  perkembangan, termasuk penyesuaian sosial.
4.      Siswa dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat pelajaran berikutnya.
Dari keempat definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa seorang siswa diduga mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu yang telah ditetapkan.
A.    Diagnostik Kesulitan Belajar
Ada lima langkah operasional diagnostik kesulitan belajar, yaitu identifikasi kasus, identifikasi masalah, identifikasi faktor penyebab kesulitan, prognosis, dan rekomendasi/referral.
  1. Identifikasi Kasus
Tabel 2.1  Urutan Rangking Mata Pelajaran  Bahasa Indonesia  Kelas XI IPA 2 , dari yang tertinggi sampai terendah

No.
Nama Siswa
Ranking
Nilai
Rata-rata
1
Meliyani Saparinnga
1
86.4
2
Fitria Siti Latifah
2
86
3
Djubaedah
3.1
85.5
4
Ilma Azizah
3.2
85.5
5
Deasy Retnasari
4.1
84.3
6
Rangga Ramadhan
4.2
84.3
7
Dewi Mulyani
5
84
8
Annisa Isti
6.1
83
9
Nur Fitri Wulansari
6.2
83
10
Silmi Fitriani
6.3
83
11
Annisa Nurkhotimah
7
82.1
12
Achmad Taufik
8
81.5
13
Hikmatyar Faris A.
9.1
81.3
14
Malinda Wardatul
9.2
81.3
15
Sofiah Jamil
9.3
81.3
16
Neng Erni H
10
81
17
Eka Fatmawati
11.1
80.7
18
Isni Novitasari
11.2
80.7
19
Andhika Miftah
12
80.6
20
Nur Efni Rahmani
13
80.5
21
Banny Sapari A.
14.1
79.3
22
Juwita Wulandari A
14.2
79.3
23
Kurniawan
15.1
79.2
24
Novita Sari Dewi
15.2
79,2
25
Ali Arridho
16.1
78.6
26
Ali Ridho
16.2
78.6
27
Agung Hadi K.
17
78.3
28
Bachrul M.
18
78
29
M. Alfi Fauzi
19
77.5
30
Candra Gusmansyah
20
77
31
Ahmad Zia Ulhaq
21
76.6
32
Idham Noor P.
22
73.5

Tabel 2.1 menunjukan bahwa nilai tertinggi diraih oleh Meliyani Saparingga  dengan nilai rata-rata 86.4. Sedangkan nilai terendah diraih oleh Idam Noor P dengan nilai rata-rata 77.
Kasus kesulitan belajar salah satunya dapat kita ketahui dari catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar, yaitu (1) cepat lambatnya (berapa lama) siswa menyelesaikan tugasnya; (2) ketekunan dalam mengikuti pelajaran (berapa kali tidak hadir); (3) partisipasi dan kontribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan tugas kelompok; (4) kemampuan kerja sama dan penyesuaian sosialnya.
Dari table di atas, tampak bahwa terdapat salah satu siswa yang memiliki nilai terendah diantara 32 siswa lainnya. Siswa yang bernama Idham Noor diasumsikan mengalami kesulitan belajar, karena memperoleh nilai prestasi terendah.

  1. Identifikasi Masalah
Artinya menandai atau melokalisasikan letak kesulitan (permasalahan). Ada tiga aspek yang memengaruhi terhadap nilai akhir yang dicapai para peserta didik. Yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Hal ini pula yang mempengaruhi rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh oleh Idham Noor P. Dalam aspek tertentu Idham sudah mampu mencapai standar ketuntasan nilai yang telah ditentukan, misalnya dalam aspek afektif, dalam aspek ini, ia sudah  memenuhi  kriteria yang diharapkan. Namun dalam aspek Kognitif dan Psikomotor, dia masih tertinggal dibanding siswa lainnya. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dijelaskan kelemahan Lina dalam mata pelajaran ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2 Analisis Kelemahan Nilai Mata pelajaran Bahasa Indonesia
Nama Siswa
Nilai Prestasi
Rata-rata
Ulangan Harian
Tugas Harian
1
2
3
4 
1
2
3
4
5

Idham Noor P
55
68
66
85
85
70
85
-
-
73.5

Dari tabel 2.2 di atas, kita dapat lihat bahwa Idham mengalami kesulitan dalam analisis lapangan, yaitu dalam praktek (penelitian). Berarti lina ini mengalami kesulitan belajar yang bersifat segmental atu sektoral, karena yang bersangkutan hanya mengalami kelemahan-kelemahan dalam bagian tertentu dari bidang studi tersebut.
  1. Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa yang bernama Idham Noor mengalami kesulitan belajar, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar itu timbul dari dalam diri siswa tersebut, yaitu:
  1. Factor-faktor organismik dalam diri siswa yang menjadi penyebab kesulitan belajar , yaitu:
§  kapasitas belajar (tingkat kecerdasan) umum siswa yang bersangkutan diduga amat terbatas atau rendah.
§  kapasitas belajar (bakat) khususnya dapat diduga tak sesuai atau rendah.
  1. Sukar mengubah dan sukar menyadarkan diri dengan pola-pola kebiasaan belajar yang lebih sesuai.
  2. Sikap kurang positif (negatif), minat motivasi kurang kuat (lemah), penilaian rendah (menganggap sepele, tidak penting, embel-embel, dan sebagainya) terhadap bidang studi tertentu. Terbukti ada beberapa tugas harian yang tidak dapat dia selesaikan.
  3. Belum menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar sebagai persyaratan untuk mengikuti pelajaran.
  1. Rekomendasi Pemecahan Masalah
Berdasarkan hasil penilitian dan identifikasi ada beberapa alternatif pemecahan yang bisa dilakukan oleh kita sebagai guru, yaitu:
1.      Karena siswa yang bernama Idham Noor mengalami kesulitan belajar karena faktor hereditas (tingkat kecerdasan atau inteligensi dan bakat),  maka solusi yang dapat dilakukan ialah penyaluran atau penjurusan kepada program pendidikan tertentu yang lebih sesuai dengan tingkat kecerdasan atau jenis bakatnya.
2.      Selain itu Idham Noor memiliki kelemahan yang bersumber pada aspek organismik lainnya, yaitu kebiasaan, sikap, minat atu motivasi belajar tertentu, termasuk juga terhadap guru dan lingkungannya. Sikap, minat dan motivasi akan dapat di ubah dengan jalan menciptakan conditioning (reinforcement yang artinya penguatan, rewards yang artinya penghargaan, dan encourangement artinya dorongan atau motivasi). Selain itu menggunakan strategi belajar yang inovatif. Kebiasaan juga dapat diubah dengan jalan mengadakan conditioning dan drill (pelatihan;berlatih).
BAB 3
SIMPULAN

Seorang siswa diduga mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu (berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam TIK atau ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan dalam program pelajaran time allowed dan atau tingkat perkembangannya).
Oleh karena itu dibutuhkan diagnostik kesulitan belajar, untuk mempermudah para guru untuk memahami karakteristik dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan. Diagnostik kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar. Ada lima langkah operasional diagnostik kesulitan belajar, yaitu identifikasi kasus, identifikasi masalah, identifikasi faktor penyebab kesulitan, prognosis, dan rekomendasi/referral.
Burton (1952:633-640) mengelompokan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar secara sederhana ke dalam dua kategori, yaitu sebagai berikut.
a.       Faktor-faktor yang terdapat dalam diri siswa, antara lain:
  •   Kelemahan secara fisik; 
  • Kelemahan secara mental;
  • ü  Kelemahan emosional;
  • ü  Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap-sikap yang salah; dan
  • ü  Tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang tidak diperlukan.
b.      Faktor-faktor yang terdapat di luar diri siswa, yaitu:
ü  Kurikulum sebagai sumber penyebab kesulitan;
ü  Sistem pengajaran;
ü  System penilaian;
ü  Faktor guru;
ü  Faktor-faktor kondisional.
Berdasarkan hasil observasi, ternyata ada satu orang siswa  yang angka prestasinya tidak memadai batas lulus dan lebih kecil dari rata-rata nilai prestasi kelas, yaitu Idham Noor P. Siswa ini memperoleh nilai rata-rata terendah di kelasnya dan ia diasumsikan mengalami kesulitan belajar. Permasalahan yang dialami Idham ini bersifat segmental atau sektoral, artinya yang bersangkutan hanya menglami kelemahan-kelemahan di bidang studi tertentu atau bagian tertentu dari bidang studi tersebut.

2 komentar:

  1. Merkur Futur Adjustable Safety Razor - Sears
    Merkur poormansguidetocasinogambling.com Futur Adjustable 나비효과 Safety Razor is the perfect balance febcasino of performance, https://deccasino.com/review/merit-casino/ safety, and comfort. Made in https://septcasino.com/review/merit-casino/ Solingen, Germany, this razor has a perfect balance of

    BalasHapus