ini kumpulan tugas-tugas gw mudah2n bermanfaat
;)
Analisis Kesulitan Belajar Siswa
Jenjang Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia
Oleh nurul
Hikmah
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Hakekat
pendidikan adalah usaha sadar memanusiakan manusia oleh manusia agar menjadi
manusia yang dilakukan secara manusiawi dan normative. Dalam pengertian itu
terkandung aspek pengembangan potensi manusia yang hendaknya dilakukan secara
manusiawi dan normative.
Bimbingan
merupakan proses bantuan kepada individu (konseli) sebagai bagian dari program
pendidikan yang dilakukan oleh tenaga akhli (konselor) agar individu (konseli)
mampu memahami dan mengembangkan potensinya secara optimal sesuai dengan
tuntutan lingkungannya (Suherman AS., 2009: 10). American School Counselor Assosiation (ASCA) mengemukakan konseling
merupakan hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap
penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor
mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu klien mengetasi
masalah-masalahnya.
Seauai
dengan peranannya, Bimbingan dan konseling sebagai upaya strategi layanan untuk
mengembangkan potensi siswa secara optima, maka secara umum layanannya harus
dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia agar mampu menjawab tantangan
kehidupan masa depan.
Untuk
mencapai keberhasilan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan amanat Sistem
Pendidikan Nasional (UU No. 20 Tahun 2003), maka dalam pelaksanaannya harus
merupakan tanggung jawab seluruh personel pendidikan.
B. Tujuan
a) Mencari
nilai suatu mata pelajaran
b) Membuat
rata-rata nilai tersebut
c) Menentukan
siswa dengan nilai terendah
d) Menemukan
kesulitan belajar siswa yang mendapatkan nilai terendah
e) Menemukan
faktor penyebab kesulitan belajar siswa yang mendapatkan nilai terendah
f) Menentukan
inti masalah yang dihadapi siswa yang mendapatkan nilai terendah
g) Membuat
rencana bantuan untuk yang mendapatkan nilai terendah
C. Metode
Metode yang digunakan dalam
penyusunan laporan adalah studi kasus dan observasi.
BAB II
HASIL OBSERVASI
A. Landasan
Teori
Teori yang berkaitan dengan
kesulitan belajar siswa
a. Konsep
dasar Diagnostik Kesulitan Belajar
Menurut Thorndike dan
Hagen, diagnosis dapat diartikan sebagai berikut:
¨ Upaya
atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang dialami seseorang dengan
melalui pengujian dan studi yang saksama mengenai gejala-gejalanya;
¨ Studi
yang saksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik
atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;
¨ Keputusan
yang dicapai setelah dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas
gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
Dari
ketida definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa diagnostik kesulitan belajar
sebagai suatu proses upaya untuk memahami jenis dan karakteristik serta latar
belakang kesulitan-kesulitan belajar dengan menghimpun dan mempergunakan
berbagai data/informasi selengkap dan seobjektif mungkin sehingga memungkinkan
untuk untuk mengambil kesimpulan dan keputusan serta mencari alternative
kemungkinan pemecahannya.
b. Pengertian
Kesulitan Belajar
Burton (1952:622-624)
mengidentifikasi seorang siswa kasus dapat dipandang atau dapat diduga
mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan menunjukan kegagalan
(failure) tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Kegagalan belajar
didefinisikan oleh Burton sebagai berikut:
1. Siswa
dikatakan gagal apabila dalam batas
waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan.
2. Siswa
dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai
prestasi yang semestinya.
3. Siswa
dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan tugas-tugas perkembangan, termasuk penyesuaian sosial.
4. Siswa
dikatakan gagal kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai tingkat
penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan pada tingkat
pelajaran berikutnya.
Dari
keempat definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa seorang siswa diduga mengalami
kesulitan belajar jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf
kualifikasi hasil belajar tertentu yang telah ditetapkan.
A.
Diagnostik
Kesulitan Belajar
Ada
lima langkah operasional diagnostik kesulitan belajar, yaitu identifikasi
kasus, identifikasi masalah, identifikasi faktor penyebab kesulitan, prognosis,
dan rekomendasi/referral.
- Identifikasi Kasus
Tabel 2.1
Urutan Rangking Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI IPA 2 , dari yang tertinggi sampai terendah
No.
|
Nama
Siswa
|
Ranking
|
Nilai
Rata-rata
|
1
|
Meliyani Saparinnga
|
1
|
86.4
|
2
|
Fitria Siti Latifah
|
2
|
86
|
3
|
Djubaedah
|
3.1
|
85.5
|
4
|
Ilma Azizah
|
3.2
|
85.5
|
5
|
Deasy Retnasari
|
4.1
|
84.3
|
6
|
Rangga Ramadhan
|
4.2
|
84.3
|
7
|
Dewi Mulyani
|
5
|
84
|
8
|
Annisa Isti
|
6.1
|
83
|
9
|
Nur Fitri Wulansari
|
6.2
|
83
|
10
|
Silmi Fitriani
|
6.3
|
83
|
11
|
Annisa Nurkhotimah
|
7
|
82.1
|
12
|
Achmad Taufik
|
8
|
81.5
|
13
|
Hikmatyar Faris A.
|
9.1
|
81.3
|
14
|
Malinda Wardatul
|
9.2
|
81.3
|
15
|
Sofiah Jamil
|
9.3
|
81.3
|
16
|
Neng Erni H
|
10
|
81
|
17
|
Eka Fatmawati
|
11.1
|
80.7
|
18
|
Isni Novitasari
|
11.2
|
80.7
|
19
|
Andhika Miftah
|
12
|
80.6
|
20
|
Nur Efni Rahmani
|
13
|
80.5
|
21
|
Banny Sapari A.
|
14.1
|
79.3
|
22
|
Juwita Wulandari A
|
14.2
|
79.3
|
23
|
Kurniawan
|
15.1
|
79.2
|
24
|
Novita Sari Dewi
|
15.2
|
79,2
|
25
|
Ali Arridho
|
16.1
|
78.6
|
26
|
Ali Ridho
|
16.2
|
78.6
|
27
|
Agung Hadi K.
|
17
|
78.3
|
28
|
Bachrul M.
|
18
|
78
|
29
|
M. Alfi Fauzi
|
19
|
77.5
|
30
|
Candra Gusmansyah
|
20
|
77
|
31
|
Ahmad Zia Ulhaq
|
21
|
76.6
|
32
|
Idham Noor P.
|
22
|
73.5
|
Tabel 2.1 menunjukan bahwa nilai tertinggi diraih oleh Meliyani
Saparingga dengan nilai rata-rata 86.4.
Sedangkan nilai terendah diraih oleh Idam Noor P dengan nilai rata-rata 77.
Kasus kesulitan belajar salah satunya dapat kita ketahui
dari catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar, yaitu (1) cepat
lambatnya (berapa lama) siswa menyelesaikan tugasnya; (2) ketekunan dalam
mengikuti pelajaran (berapa kali tidak hadir); (3) partisipasi dan
kontribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan tugas kelompok; (4)
kemampuan kerja sama dan penyesuaian sosialnya.
Dari
table di atas, tampak bahwa terdapat salah satu siswa yang memiliki nilai terendah
diantara 32
siswa lainnya. Siswa yang bernama Idham
Noor
diasumsikan mengalami kesulitan belajar, karena memperoleh nilai prestasi terendah.
- Identifikasi Masalah
Artinya
menandai atau melokalisasikan letak kesulitan (permasalahan). Ada tiga aspek
yang memengaruhi terhadap nilai akhir yang dicapai para peserta didik. Yaitu
aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor. Hal ini pula yang
mempengaruhi rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh oleh Idham Noor P. Dalam aspek tertentu Idham sudah mampu mencapai standar
ketuntasan nilai yang telah ditentukan, misalnya dalam aspek afektif, dalam
aspek ini, ia sudah memenuhi kriteria yang diharapkan. Namun dalam aspek
Kognitif dan Psikomotor, dia
masih tertinggal dibanding siswa lainnya. Untuk lebih jelasnya di bawah ini
akan dijelaskan kelemahan Lina dalam mata pelajaran ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 2.2 Analisis
Kelemahan Nilai Mata pelajaran Bahasa
Indonesia
Nama
Siswa
|
Nilai
Prestasi
|
Rata-rata
|
||||||||
Ulangan Harian
|
Tugas Harian
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
Idham Noor P
|
55
|
68
|
66
|
85
|
85
|
70
|
85
|
-
|
-
|
73.5
|
Dari
tabel 2.2 di atas, kita dapat lihat bahwa Idham mengalami kesulitan dalam analisis
lapangan, yaitu dalam praktek (penelitian). Berarti lina ini mengalami
kesulitan belajar yang bersifat segmental atu sektoral, karena yang
bersangkutan hanya mengalami kelemahan-kelemahan dalam bagian tertentu dari
bidang studi tersebut.
- Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan siswa yang bernama Idham Noor mengalami kesulitan
belajar, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar itu timbul dari dalam diri
siswa tersebut, yaitu:
- Factor-faktor organismik dalam diri siswa yang menjadi penyebab kesulitan belajar , yaitu:
§ kapasitas
belajar (tingkat kecerdasan) umum siswa yang bersangkutan diduga amat terbatas
atau rendah.
§ kapasitas
belajar (bakat) khususnya dapat diduga tak sesuai atau rendah.
- Sukar mengubah dan sukar menyadarkan diri dengan pola-pola kebiasaan belajar yang lebih sesuai.
- Sikap kurang positif (negatif), minat motivasi kurang kuat (lemah), penilaian rendah (menganggap sepele, tidak penting, embel-embel, dan sebagainya) terhadap bidang studi tertentu. Terbukti ada beberapa tugas harian yang tidak dapat dia selesaikan.
- Belum menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar sebagai persyaratan untuk mengikuti pelajaran.
- Rekomendasi Pemecahan Masalah
Berdasarkan
hasil penilitian dan identifikasi ada beberapa alternatif pemecahan yang bisa
dilakukan oleh kita sebagai guru, yaitu:
1. Karena
siswa yang bernama Idham Noor
mengalami kesulitan belajar karena faktor hereditas (tingkat kecerdasan atau
inteligensi dan bakat), maka solusi yang
dapat dilakukan ialah penyaluran atau penjurusan kepada program pendidikan
tertentu yang lebih sesuai dengan tingkat kecerdasan atau jenis bakatnya.
2. Selain
itu Idham Noor
memiliki kelemahan yang bersumber pada aspek organismik lainnya, yaitu
kebiasaan, sikap, minat atu motivasi belajar tertentu, termasuk juga terhadap
guru dan lingkungannya. Sikap, minat dan motivasi akan dapat di ubah dengan
jalan menciptakan conditioning (reinforcement
yang artinya penguatan, rewards yang
artinya penghargaan, dan encourangement
artinya dorongan atau motivasi). Selain itu menggunakan strategi belajar yang
inovatif. Kebiasaan juga dapat diubah dengan jalan mengadakan conditioning dan drill
(pelatihan;berlatih).
BAB 3
SIMPULAN
Seorang siswa diduga
mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf
kualifikasi hasil belajar tertentu (berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan
seperti yang dinyatakan dalam TIK atau ukuran tingkat kapasitas atau kemampuan
dalam program pelajaran time allowed dan atau tingkat
perkembangannya).
Oleh karena itu dibutuhkan
diagnostik kesulitan belajar, untuk mempermudah para guru untuk memahami
karakteristik dan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesulitan. Diagnostik
kesulitan belajar dapat diartikan sebagai suatu proses upaya untuk memahami
jenis dan karakteristik serta latar belakang kesulitan-kesulitan belajar. Ada
lima langkah operasional diagnostik kesulitan belajar, yaitu identifikasi
kasus, identifikasi masalah, identifikasi faktor penyebab kesulitan, prognosis,
dan rekomendasi/referral.
Burton (1952:633-640)
mengelompokan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar secara sederhana ke
dalam dua kategori, yaitu sebagai berikut.
a.
Faktor-faktor yang terdapat dalam diri
siswa, antara lain:
- Kelemahan secara fisik;
- Kelemahan secara mental;
- ü Kelemahan emosional;
- ü Kelemahan yang disebabkan oleh kebiasaan dan sikap-sikap yang salah; dan
- ü Tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar yang tidak diperlukan.
b.
Faktor-faktor yang terdapat di luar diri
siswa, yaitu:
ü Kurikulum
sebagai sumber penyebab kesulitan;
ü Sistem
pengajaran;
ü System
penilaian;
ü Faktor
guru;
ü Faktor-faktor
kondisional.
Berdasarkan
hasil observasi, ternyata ada satu orang siswa
yang angka prestasinya tidak memadai batas lulus dan lebih kecil dari
rata-rata nilai prestasi kelas, yaitu Idham Noor P. Siswa ini memperoleh nilai rata-rata
terendah di kelasnya dan ia diasumsikan mengalami kesulitan belajar.
Permasalahan yang dialami Idham
ini bersifat segmental atau sektoral, artinya yang bersangkutan hanya menglami
kelemahan-kelemahan di bidang studi tertentu atau bagian tertentu dari bidang
studi tersebut.
zin share
BalasHapusMerkur Futur Adjustable Safety Razor - Sears
BalasHapusMerkur poormansguidetocasinogambling.com Futur Adjustable 나비효과 Safety Razor is the perfect balance febcasino of performance, https://deccasino.com/review/merit-casino/ safety, and comfort. Made in https://septcasino.com/review/merit-casino/ Solingen, Germany, this razor has a perfect balance of