BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sejak
lama Bob Sadino meyakini bahwa, sekolah formal tidak mampu mendukung potensi
seseorang untuk menjadi wirausahawan tangguh. Menurutnya seorang pengusaha
tidak memerlukan sekolah formal. Yang diperlukan hanyalah segera melangkah, dan
belajar dari proses kehidupan. Dan itu semua harus dilakukan secara
terus-menerus dan berulang-ulang sehingga menjadi terampil. Sebab repetisi atau
pengulangan jauh lebih penting daripada teori di sekolah formal.
Bagi
Bob Sadino sekolah hanya menjadikan seseorang memperoleh informasi, sementara
informasi itu sifatnya sudah terjadi. Untuk menjadi wirausaha, seseorang tidak
perlu menjejali otaknya hanya dengan informasi melainkan perlu adanya sebuah
tindakan. Bahkan Om Bob dengan berani bisa mengatakan bahwa para sarjana
sebagian besar otaknya hanyalah ‘sampah’. Bagi sebagian orang jelas bahwa
konotasi ‘sampah’ tersebut bernada negatif, tapi memang seperti itulah Om Bob menyatakannya.
Dengan
sekolah formal, setiap orang hanya dituntut kepintaran. Padahal menurut Bob
Sadino kepintaran itu hanya akan membuat orang terbelenggu. Menurutnya belenggu
tersebut mencengkram banyak orang, khususnya orang pintar.
Misalnya,
orang pintar terbelenggu oleh rasa takut. Hal ini membuat seseorang tidak mampu
berbuat apapun. Mau jadi pengusaha takut gagal. Ingin bepergian jauh, takut
naik pesawat. Hendak melaut, khawatir tenggelam. Habislah semuanya gara-gara
belenggu rasa takut. Jika ingin bergerak maka belenggu rasa takut itu harus
dihilangkan.
Selanjutnya
orang pintar selalu banyak berharap. Hal ini memang sering tidak disadari,
karena dalam ilmu manajemen modern justru harapan ini diwajibkan. Namun, banyak
mengharap justru makin membuat tidak berdaya. Sebab, sebagian besar dari
harapan tersebut biasanya lebih banyak yang tidak terkabul. Maka bebaskanlah
diri dari harapan.
Terakhir,
belenggu pikiran sendiri. Banyak orang yang tidak menyadari ketika dirinya
dibelenggu oleh pikiran sendiri. Kadang belenggu itu datang dari pikiran orang
lain, tapi kemudian mengendap dalam pikirin diri sendiri. Salah satu belenggu
semacam ini misalnya ‘tujuan’. Jangan mau dibelenggu oleh tujuan. Sebab dengan
tidak memiliki tujuan Bob Sadino menyampaikan bahwa otak akan lebih bebas tanpa
tekanan.
Itulah
belenggu kehidupan yang antara lain disumbang oleh ilmu manajemen modern.
Seorang Bob Sadino bukan berarti anti dengan ilmu manajemen, tapi ia mencoba
mengubah pandangannya terhadap ilmu tersebut sebagai sebuah seni. Sangat bagus
bagi seseorang mengetahui teori manajemen, tapi yang tidak tahu teorinya pun
belum tentu jelek. Bahkan bisa saja lebih bagus dari yang mengetahui teori.
1.2 Tujuan
Berdasarkan pemaparan masalah yang kami
kemukakan, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu:
a. Memaparkan
biografi Bob Sadino
b. Memaparkan
pandangan Bob Sadino tentang berwirausaha
c. Menjelaskan
cara-cara Bob Sadino dalam berwirausaha
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
a.
Mengetahui sejarah hidup Bob Sadino
b.
Mengetahui pandangan Bob Sadino mengenai
wirausaha
c.
Mengetahui cara-cara berwirausaha
menurut Bob Sadino
BAB 2
BELAJAR
GOBLOK DARI
BOB SADINO
2.1
Anak Guru
Bob
Sadino memiliki nama lengkap Bambang Mustari Sadino, dilahirkan di Tanjung
Karang Lampung pada 9 Maret 1933, dari pasangan Jawa yang hijrah ke Sumatera.
Bob Sadino hanya satu tahun menikmati udara Sumatera, karena pada 1934 dia
harus mengikuti orang tuanya ke Jakarta. Bapaknya, Sadino adalah seorang guru
dan kemudian menjadi kepala sekolah. Saat itu Sadino termasuk amtenaar
atau pegawai negeri pemerintahan Hindia Belanda.
Bob kecil hidup dalam kecukupan, tidak
seperti bocah Hindia Belanda yang kebanyakan masih kurang makan dan kasih
sayang. Pendidikan pun ia dapatkan dengan leluasa mulai SR (sekolah rakyat
setingkat SD) sampai SMA. Orang tuanya sebagai guru membuat Bob kecil
memperoleh pelajaran yang memadai.
Sejak kecil Bob Sadino sudah bergaul
dengan orang-orang berada, terutama dengan anak-anak keturunan Cina.
Sehari-hari, Bob biasa bercengkrama dengan mereka dan melakukan banyak hal
bersama. Berkat pergaulan masa kecilnya itu pula yang membuat Bob menjadi pria
yang hebat dalam menjalin hubungan dengan banyak pihak. Sebuah pengalaman yang
mendukungnya menjalani hidup sebagai pengusaha yang harus punya jaringan luas.
Selepas SMA pada 1953, Bob memulai
kariernya sebagai pekerja di Unilever. Namun, karena ikut-ikutan temannya
kuliah, ia pun sempat mencicipi bangku kuliah di Universitas Indonesia di
Fakultas Hukum, tetapi Bob hanya bertahan beberapa bulan saja di FH UI karena
merasa tidak betah akhirnya ia berhenti kuliah dan bekerja kembali.
Ø Melanglang Buana ke Eropa
Setelah bertahun-tahun di Unilever Bob
memutuskan untuk memperbaiki kariernya dengan pindah kerja ke McLain and Watson
Coy (Djakarta Llyod), sebuah perusahaan pelayaran dan ekspedisi. Pekerjaan
barunya mengharuskan Bob berkelana ke mancanegara khusus Eropa. Dua kota yang
paling lam disinggahinya adalah Amsterdam dan Hamburg. Disana Bob menghabiskan
waktu sampai 9 tahun, sehingga tak heran ia fasih berbahasa Inggris, Belanda,
Jerman, dan belakangan juga fasih berbahasa Jepang. Selain itu, ia pun memiliki
pergaulan yang sngat luas dan jaringan pertemanan di berbagai Negara.
Pada tahun 1967, Bob memutuskan kembali
ke Jakarta, setelah bosan terus-menerus menjadi bawahan dan berkali-kali ia
mengatakan stress karena tekanan atasan. Bersama Soelami Soejoed, karyawan Bank
Indonesia di Amerika Serikat, Bob pulang ke Indonesia untuk menikah. Kehidupan
yang mapan dan gaji yang besar mereka tinggalkan. Ia hanya membawa oleh-oleh
dua sedang Mercedes sebagai hasil jerih payahnya selama bertahun-tahun di
Eropa. Satu dijual, uangnya dibelikan sebidang tanah di kemang, sedangkan satu
lagi dijadikan taksi gelap tetapi kadang-kadang taksinya disewakan kepada pihak
lain.
Ø
Hidup
Penuh Peluh dan Air Mata
Awalnya semua berjalan lancer, kehidupan
Bob bersama istrinya pun tercukupi dari hasil taksinya, tetapi belum genap
setahun taksinya mengalami tabrakan karena Bob tidak memiliki dana untuk
memperbaikinya sehingga ia harus rela taksinya hanya menjadi seonggok sampah.
Bob pun merasa sangat hancur dengan kejadian tersebut. Maka untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Bob muda menjalani profesi sebagai tukang bangunan walupun
belum punya keahlian di bidang itu. Setiap minggu ia mendapatkan upah Rp 100
dari pekerjaannya itu. Kurang lebih ia menjalankan profesi sebagai tukang
bangunan selama setahun.
Ø Mulai Berternak Ayam
Kondisi Bob pun terdengar oleh kawannya
baik yang dulu bekerja di Jakarta maupun Eropa. Mereka ikut prihatin dengan
keadaan Bob, sampai akhirnya datanglah pertolongan dari kawannya yang bernama
Sri Mulyono Herlambang yang menyarannkan untuk berternak ayam, dan bob pun
setuju dengan usulan kawannya itu. Mulailah Bob berternak ayamm dengan 50 ekor
ayam Broiler yang didatangkan dari Belanda oleh temannya. Bob kemudian belajar
berternak dari berbagai sumber bacaan salah satunya majalah-majalah terbitan
Belanda.
Ayam memberikan pelajran barharga bagi
Bob dalam menjalani hidup. Ketika pertama kali memelihara ayam, ia berpikir
“ayam yang hanya diberi paruh dan kaki saja bisa hidup dan mencari makan
sendiri, kenapa manusia tidak?” dari situlah motivasi Bob bertambah
berlipat-lipat, sehingga ia serius memelihara ayam, sampai akhirnya menjajakan
telur di Kemang dan dikenal senagai Bandar telur. Ayam pula yang membuat Bob terus mencari ilmu
melalui majalah-majalah Belanda yang berisi segala macamhal berkaitan dengan peternakan
dan perkebunan. Isinya memang luar biasa karena banyak hal yang belum ada di
Indonesia. Bob menjadi pihak pertama di Indonesia yang mengetahui berbagai
temuan baru ilmuan mancanegara di bidang peternakan dan perkebunan. Sehingga
tak jarang ia diundang oleh IPB untuk mendiskusikan masalah peternakan,
perkebunan, dan pertanian.
Ø BIODATA
Nama : Bob (Bambang Mustari) Sadino
Lahir : Tanjung Karang, 9 Maret 1933
Agama : Islam
Istri : Soelami Soejoed
Anak : Myra Andiani dan Shanti Dwi Ratih
Kegemaran:
Mendengarkan music jazz dan klasik
Kenangan
terindah: saat salat berjamaah dengan istri dan dua putrinya.
Pendidikan:
-
SD, Yogyakarta (1947)
-
SMP, Jakarta (1950)
-
SMA, Jakarta (1953)
Pekerjaan:
-
Karyawan Unilever (1954-1955)
-
Karyawan Djakarta Llyod, Amsterdam dan
Humburg (1950-1967)
-
Pemilik tunggal supermarket Kem Chicks
-
Dirut PT Boga Catur Rata (Bidang Retail)
-
PT Kem Foods
-
2.2 Dagang Telur dengan Sekuntum
Anggrek
Bob Sadino yang sekarang menjadi buruan
bnayak orang, ternyata mengawali usahanya dengan berjualan telur secara eceran.
Ia bersama istrinya menjajakan telur hasil peternakannya sendiri di kawasan
kemang. Beragam tanggapan dari konsumen, ada yang menolak, ada yang mau beli,
bahkan ada yang komentar tentang kualitas telurnya.
Saat itu sekitar tahun 1970, telur ayam
negeri belum popular di Indonesia, masyarakat pribumi hanya mengkonsumsi telur
ayam kampong. Sehingga sulit memasarkan hal baru, kata ilmu manajemen perlu
adanya edukasi pasar. Tetapi Bob tidak mengenal kata edukasi pasar, yang ia lakukan
hanya terus menjajakan telur hasil ternaknya bersama istrinya di kawasan
Kemang.
Beruntunglah Bob, karena di kawasan
Kemang sudah banyak orang asing, dan mereka pun sudah familiar dengan telur
ayam broiler dibandingkan dengan masyarakat pribumi. Untuk menambah greget
dagangannya, Bob memasukan setangkai bunga anggrek ke dalam plastic telur
dagangannya itu. Benar saja, telur dagangannya laku dan orang asing tersebut
lambat laun menjadi pelanggan setia Bob Sadino.
Penambahan bunga anggrek merupakan ide yang
tidak direncanakan tetapi bernilai luar biasa. Ide tersebut berawal dari
pengalaman Bob yang tinggal di Eropa bertahun-tahun, sehingga ia tahu bunga
anggrek dinilai istimewa bagi orang asing karena harganya mahal, padahal di
Indonesia bisa didapatkan dengan gratis. Ini sebuah strategi dagang yang
dahsyat.
2.3
Street Smart vs Pintar Sekolahan (Bisa vs Tahu)
Dalam buku “Belajar Goblok dari Bob
Sadino”, Bob menguraikan bahwa orang sekolahan diajari tahu, sedangkan orang
jalanan diajarkan bisa. Sehingga orang bisa tentu berada beberapa langkah di
depan orang yang hanya tahu. Lebih parah lagi, orang sekolahan biasanya hanya
tahu dan belum tentu mengerti, sehingga dalam melangkah banyak ragu-ragunya.
Takut begini, takut begitu, karena terlalu banyak rambu. Pintar jalanan hanya
mengajarkan lakukan saja! Tidak ada teori dan pikiran negative. Orang yang
pintar dijalanan berani melawan ketakutan yang biasanya membisikan terror:
“bagaimana nanti kalau gagal,” “jangan-jangan nanti rugi” dan lain-lain.
Bob
Sadino Memulai segalanya dari jalanan, bukan dari sekolahan. Dia memulai dengan
berjualan telur, lalu daging ayam kemudian sayur-mayur dan buah-buahan. Dia
tidak menghadapi segala masalah dengan senjata teori, melainkan dengan praktik
dan praktik.
2.4
Manajemen Gila “Ala Bob Sadino”
Tidak ada satu pun perusahaan besar di
muka bumi ini, yang menerapkan manajemen seperti Bob Sadino. Dalam banyak
kesempatan, pria yang masih terlihat segar dalam usia lewat 70 tahun ini,
selalu mengatakan tidak pernah punya perencanaan dan tidak pernah mau
membuatnya. Pernyataan ini dibuktikan dengan tindak tanduknya yang memang tidak
pernah punya rencana di atas kertas. Rencana cukup di kepalanya saja, dan
sangat mungkin berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi.
Tentu sangat berbeda dengan perencanaan
dalam manajemen modern. Bahkan sejumlah pakar manajemen mengatakan tidak
mungkin seseorang akan berhasil tanpa perencanaan. Bob sadino dengan segala
keunikannya, sukses menjungkirbalikan teori para pakar. Tidak ada plan A, plan B,
plan C dan seterusnya. Yang ada adalah sejuta kemungkinan.
Sama seperti perencanaan, salah satu
unsur manajemen yaitu pengorganisasian juga dilanggar oleh Bob Sadino. Dia
tidak mau memiliki organisasi seperti yang dijabarkan dalam buku-buku teori manajemen.
Bob Sadino mempunyai cara unik dalam
melakukan pengawasan. Dengan cara ikut bekerja bersama para karyawannya. Bahkan
Bob Sadino akan “nongkrong” seharian
di kantor ikut bekerja, dan tidak jarang dia juga mengajak serta istri dan
anaknya berada di tempat kerja.
Bob Sadino tidak ragu-ragu bergaul
dengan para karyawan mulai dari top level sampai pegawai paling rendah seperti
tukang sapu atau “office boy”. Dan
cara dia memperlakukan para bawahannya tidak seperti seekor singa yang sedang
mengawasi mangsanya. Bob Sadino justru memosisikan diri seperti rekan kerja,
teman, sahabat dan keluarga. Itulah sebabnya semua karyawan rela diangkat
menjadi anak oleh Bob Sadino.
Tidak ada seorang pun anggota keluarga
Bob Sadino yang sedarah, baik keluarga dekat maupun keluarga jauh yang bekerja
di perusahaannya. Semua pekerjanya adalah orang lain yang tidak ada hubungan
darah sedikitpun. Bob Sadino sengaja membatasi keluarganya ikut campur dalam
perusahaan, apalagi menjadi bagian dari perusahaan. Dia berkeyakinan, manajemen
semacam itu akan menghindarkan keluarga dari keretakan.
Sebagian besar perusahaan melakukan
perekrutan pegawai dengan prosedur dan sistem yang sangat profesional. Tetapi
tidak demikian dengan Bob Sadino. Dia tidak pernah membuka pengumuman lowongan
pekerjaan. Dia merekrut pegawai dengan cara jalanan. Dia tidak peduli latar
belakang calon pegawainya. Mau sarjana S1 atau Master, mau lulusan SMA/SMP,
bekas pegawai hebat atau bahkan gelandangan. Mereka bisa bekerja di sana dengan
satu syarat, mau bekerja dan belajar.
Bob Sadino membagi perjalanan bisnisnya
ke dalam tiga bagian waktu:
10
tahun pertama, sebagai masa penjajakan antara bos dengan para anak buah. Pada
masa ini, bos yang melakukan dan memimpin semua hal sendirian. Pada masa ini,
bos mulai mencari tahu kemampuan anak buah dan anak buah mencari tahu gaya
kepemimpinan dan apa yang diinginkan bos.
10
tahun kedua, sebagai masa tahu sama tahu. Bos sudah sangat mengetahui kemampuan
para anak buahnya, sedangkan anak buah sudah mengerti apa yang diinginkan bos.
Anak buah juga paham gaya kepemimpinan bos, sehingga bisa menjalankannya
sendirian.
10
tahun ketiga, sebagai masa desentralisasi penuh. Bos mulai meninggalkan segala
urusan perusahaan dan memutuskan untuk tidak ikut ambil bagian dalam segala
urusan perusahaan. Bos mempercayakan sepenuhnya segala urusan kepada para anak
buah, dan membiarkan mereka berbuat apa yang dianggapnya benar.
Jika percaya kepada anak buah, maka
berikanlah kepercayaan sepenuhnya. Termasuk membiarkan dia berbuat kesalahan
dan memperbaikinya sendiri. Bob Sadino sangat percaya diri mundur dari
operasional perusahaannya karena beberapa alasan sebagai berikut:
1. Dia
membangun usaha mulai dari nol. Dia tahu betul bagaimana beratnya memulai usaha
dari nol.
2. Dia
pantau para karyawannya sejak pertama kali masuk perusahaan. Akibatnya, dia
tahu betul kualitas mereka.
3. Bob
Sadino mengembangkan sikap selau terbuka dalam banyak hal kepada anak buah.
Salah satu dampaknya, anak buah sangat hormat dan percaya kepadanya. Demikian
pula sebaliknya.
4. Tidak
segan-segan mengajarkan anak buah cara
berbisnis. Dia sama sekali tidak khawatir, ketika anak buahnya makin pintar
bisnis, mereka akan kabur dan membuka usaha sendiri.
5. Menerapkan
sikap saling percaya kepada anak buah.
Sebagai entrepreneur, Bob justru menggunakan
ilmu manajemen sebagai seni bukan ilmu dan memanfaatkannya lebih daripada yang
dilakukan orang lain. Manajemen itu sesungguhnya adalah memanfaatkan kemampuan
orang lain untuk mencapai sesuatu. Bob Sadino tidak mengenal istilah kerja
keras atau kerja cerdas. Yang ada adalah lakukan saja lalu nikmati. Jika
seseorang sudah menikmati sebuah pekerjaan, tidak ada kata kerja keras atau
cerdas. Yang ada hanyalah menikmati pekerjaannya. Kalau sudah begitu tidak ada
lagi kata capek, malas dan kata sifat sejenisnya, karena seseorang sudah
menikmatinya. Menikmati berbeda dengan malas. Kalau, malas berarti tidak
mengerjakan sesuatu.
Ada
tiga langkah atau alternatif Bob Sadino
dalam menciptakan pasar, yaitu:
1. Jadilah
yang pertama
Dengan menjadi yang
pertama di bidang tertentu, kita pasti akan mendapatkan perhatian konsumen.
Ketika orang lain mengikuti, kita sudah lebih dulu mantap sebagai yang pertama.
2. Jadilah
yang berbeda
Jangan pernah memilih
bisnis yang sama dengan orang lain. Kalau kita meniru bisnis orang lain, kita
tidak akan memiliki nilai tambah apa-apa, sehingga pasti kalah bersaing dengan
pebisnis lain. Konsep yang bisa dipakai adalah ATM (Amati,Tiru,Modifikasi).
Jadi, boleh-boleh saja meniru asal ada modifikasi di dalamnya.
3. Menjadi
yang terbaik
Jika kita sudah mampu
menjalankan dua langkah di atas, pasti kita mampu menjadi yang terbaik.
2.5 Konsumen adalah Paspor Saya
Dalam
menjalankan usahanya, Bob Sadino sangat mengapresiasi peran konsumen. Baginya tanpa mereka Ia bukan
apa-apa dan tentu saja usahanya tidak akan menjadi seperti sekarang ini.
Untuk urusan kualitas
barang dagangannya, Ia tidak pernah benar-benar mengerti apa itu kualitas. Yang
Ia tahu hanya berusaha menyediakan apa yang dibutuhkan oleh konsumennya. Apa
yang diminta oleh konsumen maka itulah yang akan disediakan oleh seorang Bob
Sadino.
Ø Kenapa Kem Chick Tidak Mau Buka
Cabang?
Jawabannya
karena 2 hal. Pertama, konsisten dan kedua adalah konsep Kem Chick ‘Kembali ke
Rumah’. Terkait alasan pertama, Bob Sadino berusaha konsisten untuk fokus
mengembangkan satu Kem Chick. Hal ini dilakukan untuk menjaga pelayanan agar
tetap prima dan menjaga kualitas produk agar tetap sesuai dengan harapan
konsumen. Bisa Anda bayangkan jika Kem Chick bercabang, fokus pengembangan akan
pecah dan tidak terkonsentrasi.
Untuk alasan kedua, hal
ini berkaitan dengan perlakuan istimewa Bob Sadino terhadap konsumen. Ia ingin
ketika konsumen datang ke Kem Chick mereka merasakan nuansa kekeluargaan. Tak
jarang Ia dan istrinya turun langsung untuk melayani konsumen dan bercengkrama
dengan pelanggan. Kesan itulah yang ingin dipertahankan oleh Bob Sadino. Dengan
konsep ‘kembali ke rumah’ tersebut, nampaknya agak rumit jika Kem Chick harus
bercabang. Pada teirinya saja rumah itu biasanya hanya satu atau dua. Jika
lebih apa bedanya dengan hotel atau appartment? Yang pasti sudah sangat minim
rasa kekeluargaannya.
Ø Fokus Di Agribisnis
Untuk mendiversifikasi
usaha bukan sesuatu yang mustahil dilakukan oleh seorang Bob sadino, tapi
nampaknya hal itu sangat dihindari. Baginya dunia agribisnis saja belum
sepenuhnya tergrap. Dengan berpegang teguh pada prinsipnya itu Bob sadino menjelma menjadi pebisnis agri
yang sangat paham akan seluk beluk dunia dunia agribisnis.
Bob bersikukuh bergerak
di bidang agribisnisdengan mengoptimalkan =nya secara maksimal. Fokus pada
bidang ini dan terus mempertajam kemampuannya mengembangkan produk sekaligus
meninggikan nilai jual.
Ø Tidak Mau Berpartner
Keyakinan Bob Sadino
akan hal-hal yang mungkin terjadi bila berpartner dalm bisnis:
a)
Merusak hubungan yang baik menjadi buruk
akibat urusna bisnis.
b)
Kerja sama selevel pasti berakhir dengan
kata bubar.
c)
Memancing sifat serakah di salah satu
pihak.
d)
Saling curiga satu sama lain.
Ø Sekolah=Racun
Dalam konteks
untuk menjadi seorang pengusaha, sekolah hanya mewariskan sejumlah ketakutan.
Sekolah hanya menghambat seseorang untuk bertindak bebas dan melakukan sesuatu.
Di sekolah, diajarkan sebelum memulai suatu usaha harus menentukan tujuan,
punya rencana jangka panjang dan jrencana jangka pendek. Diajarkan marketing
dan menejemen, tapi bagi Bob Sadino itu semua hanya racun. Semua itu bisa lebih
sederhana dalam kacamata seorang Bob Sadino. Misalnya dalam hal marketing,
sebenarnya yang diperlukan hanyalah menyediakan apa yang dibutuhkan konsumen.
Ketika konsumen meminta A, maka berikanlah A.
2.6
Memilih Tidak Punya Tujuan
Pendirian Bob Sadino memang berbeda
dengan banyak orang. Tidak heran bila ia disebut unik atau aneh. Namun keunikan
dan keanehannya itu mampu membuatnya berhasil menjalani hidup. Hampi semua
pemikiran, ucapan, tindak-tanduknya sama seklai berbeda dengan kebanyakan
orang. Tapi bukan berarti dia gila, karena keunikannya menjadi sangat masuk
akal bagi orang yang mau berpikir panjang.
Salah satu keanehan Bob Sadino adalah,
sebagai seorang pebisnis dia sama sekali tidak memiliki tujuan dalam hidupnya.
Hal sangat bertentangan dengan beragam ilmu manajemen yang selalu mengajarkan
tujuan dalam menjalani sebuah bisnis atau usaha. Namun menurut Bob Sadino
tujuan justru hanya membelenggu. Sebab dengan tujuan seseorang hanya tertuju
pada satu titik yang namanya tujuan itu. Orang tersebut tidak akan berusaha
untuk mendapatkan hasil, yang melebihi titik tersebut. Padahal potensi setiap
orang sangat mungkin bisa melampaui titik itu.
Bob Sadino memilih tidak memiliki
tujuan, karena dia yakin bisa mencapai apapun melebihi tujuan banyak orang.
Sejak memulai bisnisnya puluhan tahun silam, Bob tidak menentukan tujuan untuk
mendapatkan apapun. Ia tidak pernah membiarkan dirinya ditekan oleh tujuan.
“Kalau saya punya tujuan, bagaimana
mungkin bisa sampai sekarang ini. Masa Bob yang memulai dengan dagang telur
keliling punya tujuan bisnis sebesar sekarang? Jalani aja lah, kalau anda
melakukan dengan terus menerus pasti akan ada hasilnya”.
Ø Rencana Sama dengan Bencana
Rencana
itu buat orang yang belajar manajemen. Menurut orang-orang manajemen, rencana
itu linier dari A sampai Z. Sedangkan dalam hidup atau bisnis, jalannya
berkelok-kelok, tidak ada yang lurus dan berurutan. Sayangnya rencana itulah
yang diajarkan sekolah. Menurut Bob hanya orang goblok yang membuat rencana matang, persiapan yang lama, dan
rencana-rencana cadangan lainnya. Padahal jika sudah memiliki perencanaan yang
matang, maka buat apa membuat rencana cadangan.
Sebab
biasanya, rencana yang dibuat sangat matang pelaksanaannya akan tertunda lama.
Belum lagi jika harus meyiapkan rencana cadangan. Waktu yang tersita akan lebih
lama lagi. Maka akan kalah cepat nantinya dengan orang-orang yang sama sekali
tidak membuat perencanaan.
Sebenarnya,
alternatif dalam hidup itu akan mengalir apa adanya tanpa harus dituangkan
dalam rencana. Semua itu sudah ada dengan sendirinya. Lagi pula, dalam hidup
ini semua sudah terencana degan baik. Semua rencana sudah diatur dengan baik
oleh Tuhan Yang Maha Esa. Jadi buat apa punya rencana, karena Tuhan yang akan
menetukan semuanya. Maka ikuti saja semua perencanaan Tuhan.
Menurut
Bob Sadino orang yang berpikir lateral tidak memerlukan rencana yang sangat
matang. Orang lateral akan berjalan, segera melakukan, dan menuai hasil yang
mungkin diluar dugaan orang kebanyakan.
“Buat
saya rencana justru sama saja dengan bencana. Karena rencana membuat seseorang
lambat bertindak, dan membuat orang banyak harapan”.
Ø Tidak Pernah Berharap
Dalam
ilmu manajemen, setiap manusia dianjurkan agar memiliki mimpi atau harapan.
Dengan harapan, seseorang dianggap akan memiliki motivasi untuk mencapai sebuah
titik yang dinamakan tujuan. Mereka meyakini benar, bahwa tanpa harapan seorang
anak manusia bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya, tanpa bidikan yang
jelas.
Namun
menurut Bob Sadini harapan justru membuat seseorang akan nampak goblok. Betapa tidak, karena sebagian
harapan tidak pernah terwujud 100 persen tapi tetap saja terus berharap.
Beberapa
efek negatif dari mengharap:
1. Menimbulkan
mimpi dan keinginan yang terlalu banyak, padahal sebagian besar belum tentu
tercapai.
2. Kian
banyak berharap, maka bersiaplah untuk kecewa.
3. Menutup
alternatif lain dalam memotivasi diri untuk menggapai sesuatu.
Dengan
tanpa harapan. Bob Sadino menjalani saja seluruh proses hidupnya. Sehingga
terlihat tanpa beban. Memang itu menjadi salah satu kunci kenapa Bob Sadino
begitu santai menjalani hidup. Tanpa kerja keras, tanpa tujuan, dan bahkan
tanpa rencana melainkan mengalir saja seperti air.
Ø Jangan Memfotokopi Saya!
Bob
Sadino mau membuka seluruh hidupnya untuk kemanfaatan banyak orang. Tapi ia
sama sekali tidak mau orang lain meniru atau bahkan menjiplak jalan hidupnya.
Dia menilai kebanyakn orang mau instan mendapatkan kesuksesan sehingga maunya
enak saja menjiplak orang lain yang dianggapnya sudah sukses. Padahal itu
keliru dan tidak mungkin.
Semua
karena belenggu yang sangat kuat mencengkeram kebanyakan orang Indonesia, yang
sudah ada sejak kecil. Ketika seseorang hanya meniru orang lain yang telah
terlebih dahulu sukses, maka ia tidak jauh hanya seperti mesin fotokopi. Alami
saja setiap pengalaman yang dialami.
Sekali
lagi, Bob Sadino meminta semua orang tidak meniru jejak langkahnya, apalagi
memfotokopinya. Bob sangat sebal terhadap orang yang tidak mau berproses untuk
mencapai sesuatu. Padahal hidup ini proses. Keberhasilan hanyalah sebuah titik
kecil di puncak proses yang dipenuhi kegagalan dan kesalahan.
Ø Modal Intangible Jauh Lebih Penting
Jika
mendengar kata modal, biasanya yang terlintas pertama kali adalah uang. Sebab
modal sama dengan uang. Tanpa uang maka tidak akan ada modal. Namun apa kata
Bob Sadino? Ia sangat tidak sepaham dengan pernytaan tersebut. Karena terlalu
sempit memandang arti modal. Di mata Bob modal utama itu bukan uang. Menurutnya
modal intangible justru jauh lebih
penting. Dari modal intangible itulah nantinya modal tangible akan mengikuti.
Modal
intangible bagi seorang calon
pengusaha terdiri dari:
1. Kemauan
jadi pengusaha. Untuk hidup mandiri, butuh niat dan kemauan menjadi pengusaha.
Tidak ada keterpaksaan, melainkan sukarela karena adanya kemauan. Tanpa kemauan
modal uang yang setimpuk tidak akan berarti apa-apa.
2. Komitmen.
Dengan komitmen untuk tetap menjadi pengusaha, maka cobaan seperti apapun tidak
akan menggoyahkan pendirian.
3. Berani
mengambil peluang. Sebenarnya peluang di muka bumi ini sangat banyak, bahkan
teramat banyak bahkan masih ada yang belum tersentuh. Tinggal berani atau tidak
dalam mengambil peluang tersebut. Sering kali seseorang ragu untuk mengambil
peluang. Padahal, seorang pengusaha harus berani untuk mengambil peluang.
Urusan lain belakangan.
4. Tahan
banting dan tidak cengeng. Seorang pengusaha akan mengalami banyak sekali
kegagalan dan tantangan. Maka dari itu jika tidak bisa menghadapi kegagalan,
seseorang tidak layak dikatakan seorang pengusaha.
5. Bersyukur
pada Yang Maha Kuasa. Ini penting untuk membuat sikap mental yang sempurna.
Karena semua hal yang didapatkan seorang manusia di bumi ini, tidak lepas dari
campur tangan Tuhan.
Kenapa modal tak terlihat begitu penting
sehingga mengalahkan modal uang? Sebab kemampuan tak terlihat sebagai modal
menjadi pengusaha tidak bisa dibeli, karena harus melekat pada diri. Sedangkan
uang, bisa dicari setelah modal tak terlihat itu melekat di dalam diri. Sudah
banyak pengusaha yang memulai bisnisnya hanya dengan modal seadanya, modal
konsep dan lain-lain. Mereka sukses menjalaninya, karena puny modal intangible yang kuat.
Ø Emang
Gue Pikirin
Dalam
beberapa kesempatan, setiap selesai mengatakan sesuatu Om Bob selalu
mengakhirinya dengan kalimat “emang gue
pikirin”. Ucapan itu seringkali menyinggung perasaan lawan bicaranya, atau
mendapat ketidaksepahaman. Sebenarnya maksud dari ucapannya tersebut, bahwa ia
tidak peduli apakah ucapannya akan mendapat prsetujuan atau tidak dari orang
lain. Dia juga tidak perduli apakah orang lain akan menjadi positif atau negatif akibat dari ucapannya.
Yang dia yakini, apa yang diucapkannya adalah benar, tidak bohong.
Namun
ada juga sebagian orang yang menganggap ucapan “emang gue pikirin” Om Bob justru bermakna sangat dalam. Provokator
enterpreneur asal Batam-Jaya, menganggap ucapan itu sebagai bentuk kedalaman
jiwa seorang Bob Sadino.
Dalam
beberapa kesempatan, Bob Sadino selalu mengungkapkan keikhlasannya dalam
bertindak. Inti dari perjalanan hidupnya sekarang sebagai seorang pengusaha
yang ikhlas.
Dalam
kesehariannya, Bob Sadino selalu ceplas-ceplos dalam berbicara. Kata-kata yang
mungkin bagi orang lain tidak patut, buat Om Bob pantas-pantas saja. Dan sekali
lagi, dia tidak peduli tanggapan orang lain terhadap perkataannya. Apakah akan
bersimpati atau malah menjadi benci. Seperti kata Goblok, yang berulang kali diungkapkannya untuk menyebut seseorang
yang belum faham jalan hidup enterpreneur ala Bob Sadino.
Ø Kosongkan Diri Sebelum Belajar ‘Goblok’
Jika
anda ingin mendapatkan sebanyak mungkin ilmu dan pengalaman dari Bob Sadino,
maka anda harus mengosongkan seluruh gelas ilmu anda. Anda mesti membuat diri
anda “goblok” dulu, dan jangan pernah
menjadi sok tahu. Begitu mulai sok tahu, maka ilmu yang mengalir dari Om Bob
atau dari siapa pun, akan tumpah ruah dan tidak tertampung di gelas ilmu yang
dimiliki.
Ternyata
itulah makna kata “goblok” yang
sering dilontarkan Om Bob, ketika membalas pertanyaan atau pernyataan lawan
bicara. Kesannya memang kasar dan menyakitkan hati, namun bagi seseorang yang
membutuhkan ilmu kata tersebut menjadi semacam refleksi. Om Bob selalu mengajak
lawan bicaranya agar selalu merasa goblok bila belajar dari orang lain. Dan
itulah yang dilakukan Om Bob dalam setiap kesempatan.
Banyak
yang sudah merasa pintar tidak mau mengosongkan gelas ilmunya. Gelas itu terisi
penuh, sehingga ketika diminta untuk mengosongkan diri mereka menolak. Mereka
tidak sadar bahwa sedang berlaku goblok dalam arti sesungguhnya karena tidak
mau menerima ilmu baru dari orang lain. Padahal setiap orang serendah apapun
memiliki pengalaman dan ilmu.
Ø Tidak Pernah Pelit Bagi Ilmu
Semakin
banyak kita memberi, kian banyak pula kita menerima. Memberi dalam arti memberi
apapun kepada orang lain. Apakah memberi dalam bentuk materi, harta benda,
pertolongan dalam bentuk tenaga, semangat, inspirasi atau motivasi, dan tentu
saja menyebarkan ilmu kepada orang lain. Semua akan berdampak yang sama kepada
si pemberi.
Sama
halnya seperti Om Bob, ia tidak pernah pelit dalam berbagi ilmu. Untuk sebagian
pengusaha mungkin akan sayang untuk membagi ilmunya, namun Om Bob tidak
berpikir dengan demikian. Dia justru menyebarkan seluruh ilmu bisnisnya kepada
orang lain. Misalnya ilmu peternakan ayam, dia bagikan kebanyak peternak. Makin
banyak justru makin baik baginya. Lalu ilmu bercocok tanaman juga ia sebarkan
ke ribuan petani. Semua ilmu tidak dikunyah sendiri, melainkan mengalir ke
banyak orang.
“Kalau
saya membagi ilmu kepada orang lain, lalu orang lain itu menjadi lebih pintar
dari kita, wah itu sangat bagus. Kita pun terpacu untuk lebih pintar lagi..”
Aliran
ilmu Om Bob tidak berhenti sampai disitu saja. Banyak pihak yang mengundangnya
sebagai pembicara. Dan Om Bob selalu memenuhi undangan tersebut, asalkan
waktunya tepat. Dia juga tidak pernah mempermasalahkan honor seperi yang
diterapkan oleh sejumlah pembicara lain.
Ø Mau Berhasil? Cari Kegagalan
Sebanyak-banyaknya
“Buat
saya kalu mau berhasil, carilah kegagalan sebanyak-banyaknya. Karena sukses itu
hanyalah sebuah titik puncak segunung kegagalan”.
Kebanyakan
orang menghindari kegagalan. Sekolah mengajarkan agar semua muridnya menjauhi
kegagalan. Hukum ekonomi pun meyebutkan,
risiko sekecil-kecilnya untuk mendaptkan keuntungan sebesar-besarnya. Padahal
semakin banyak kegagalan kemungkinan untuk berhasil akan semakin besar. Tanpa
kegagalan tidak mungkin ada keberhasilan.
Setelah
kegagalan itu jangan baca depannya, tapi baca belakangnya. Kenapa gagal? Itulah
yang merupakan hal luar biasa. Maka dari itu, memandang segala sesuatu itu
harus positif. Buat Om Bob kian banyak kegagalan, akan semakin banyak
pertanyaan muncul darinya. “kenapa gagal?”. Tentu karena makin banyak
pertanyaan, akan makin banyak jawaban. Jawaban itu menjadi input baru, dalam
melangkah lebih jauh. Ingat, setelah gagal harus terus melangkah dan jangan
pernah berhenti. Karena kegagalan yang sesungguhnya adalah ketika berhenti. Itu
sebabnya Om Bob sangat senang dengan kegagalan, karena akan banyak mendapat
input.
2.7
Untung Masih Pake
Celana
Ciri khas Bob Sadino dari dulu adalah
celana pendeknya. Dengan celana pendeknya itu dia pergi kemanapun dan menemui
siapapun, bahkan menemui orang nomor satu di Indonesia yaitu Presiden. Bob
penah bertemu dengan beberapa Presiden Negara ini hanya dengan menggunakan
celana pendek. Tapi bukan tidak ada kisah pahit dengan celana pendeknya itu.
Bob pernah ditolak masuk ke DPR karena dia menggunakan celana pendek, padahal
pada saat itu dia diundang untuk mengikuti rapat dengar pendapat di DPR. Dengan
kenyentrikannya itu, banyak orang bertanya-tanya akan penampilan Bob yang
sering menggunakan celana pendek. Ternyata dulu saat Bob bekerja di Eropa, dia
melihat orang-orang Eropa sangat menghargai matahari, karena di Eropa
mengganggap cahaya matahari sangat mahal dan berharga. Bahkan banyak dari
mereka berlomba-lomba menjemur kulitnya sampai ada yang tanpa menggunakan
sehelai kain ditubuhnya. Setelah kembali ke Indonesia, kebiasaan Bob itu dia
tanamkan, karena menurutnya dengan menggunakan celana pendek, dia lebih leluasa
menikmati cahaya matahari yang merupakan karunia Sang Pencipta. Jika ingin
melihat Bob tanpa celana pendeknya yaitu ketikan menghadiri keluarganya yang
meninggal dan juga ketika menjalankan solat.
Ø Keluarga Adalah Segalanya
Bob sadino adalah orang yang sangat
menjaga betul hubungan dengan keluarganya, harmonis adalah kunci utama, dimana
dia menjaga betul hubungan dengan istri dan anak-anaknya. Menurut Bob, dampak
dari hubungan segitiga suami-istri dan anak akan berpengaruh ke semua bidang,
termasuk urusan bisnis. Waktu makan dapat dirasakan sebagai rahmat Sang
Pencipta, dimana seluruh anggota keluarganya berkumpul, akan terasa kenikmatannya.
Maka meskipun dalam keluarga Bob Sadino terjadi pertentangan atau pertengkaran
kecil, waktu makan dan berkumpul bersama, semua pertentangan tersebut haruslah
hilang, itu semua yang ditanamkan oleh Bob pada keluarganya. Dan tanpa dukungan
istrinya Bob berkata dia tidak akan pernah sukses seperti sekarang ini.
Ø Mendidik Anak? Biarkan Saja
Dalam mendidik anak-anaknya Bob tidak
pernah membimbing anaknya untuk menjadi apapun. Dia memberikan kebebasan secara
utuh kepada semua anaknya. Dia hanya menyediakan yang terbaik apa yang
diinginkan anak-anaknya karena anaknya
beruntung memiliki orang tua yang kaya. Bob membebaskan betul apa yang
anak-anaknya lakukan, dia hanya berpesan pada anaknya silahkan berbuat apa saja
semau kalian, tapi kalau saya sudah mati, rasain luh! Hanya itu saja yang Bob
katakan. Contohnya anak pertama Bob yang ingin melanjutkan kuliah dijurusan
perhotelan, maka Bob mencarikan universitas terbaik, anaknya itu berkuliah di
Universitas Perhotelan terbaik di Swiss. Setelah anaknya lulus, dia tidak
memaksakan anaknya untuk meneruskan usahanya, dia membiarkan anaknya untuk
memilih apa yang diinginkannya. Ketika anaknya memilih untuk menjadi pedagang
pecel lele dipinggir jalan, Bob tidak melarang sama sekali.
Ø Iqro Itu Bukan Hanya Membaca
Meski Bob tidak memiliki pendalaman
agama yang memadai, tapi bebrapa pandangan Bob dari sisi spiritual jauh
melebihi kebanyakan orang. Seperti kketika dia memaknai ayat pertama yang
diturunkan Tuhan yaitu Iqra, yang arti harfiahnya adalah membaca. Mungkin semua
orang sepakat membaca yang dimaksud bukan hanya membaca deretan huruf dalam
kitab suci atau buku. Membaca bisa bermakna melihat segala sesuatu yang
terhampar dimuka bumi, dan yang terbentang di angkasa. Semua harus dibaca,
dimaknai, serta dimengerti sebagai maha karya Tuhan. Tapi menurut Bob membaca
bukan hanya seperti itu, Bob memaknai Iqra sebagai perintah Tuhan untuk
bertanya. Karena dengan banyak bertanya manusia akan terus terpacu untuk
mendapatkan jawabannya saja, tetapi jika hanya membaca saja manusia hany punya
dua pilihan yaitu menolak atau menerima. Membaca merupakan kunci kesuksesan,
oleh karena itu baca apa yang bisa kamu baca, bukan hanya sekedar buku teori
tapi juga gerak-gerik menusia beserta alam semesta, maka nanti kalian akan
temukan apa itu sukses.
Ø Doa Saya: “Semoga Masuk Neraka”
Tidak banyak yang tahu bagaimana
kehidupan spiritual Bob Sadino. Sebuah jawaban yang membuat orang terkejut
ketika Bob menjawab bahwa doa yang setiap hari dia panjatkan adalah semoga
masuk neraka. Tapi jika menelisik dan mendengarkan penjelasan dari Bob Sadino,
maka tentu penjelasan itu akan bisa diterima. “Saya menyadari sudah berlumuran
banyak dosa. Maka saya malu sama Tuhan jika meminta masuk surga,” Yang terbaik yang bisa dilakukan yaitu
memperbaiki hidup anda, jangan lagi berbuat terlalu banyak dosa dan
perbanyaklah berbuat kebaikan. Tanpa minta masuk surge pun tuhan pasti akan
menempatkan anda kesana.
Ø Di Depan Ka’bah Hanya Bisa
Tersenyum
Bob sadino mengku beragama Islam sejak
lahir, tapi sampai tahun 1982 dia tidak mengerti agama dan tidak pula
menjalankan kewajibannya seperti solat. Sampai suatu hari di tahun 1982,
pertanyaan keluar dari mulut putri pertamanya,”Pa, koq aku ga pernah liat papah
solat?” kontan pertanyaan itu terus terpikirkan. Setelah itu dia mengajak
istrinya untuk pergi Umroh. Ketika berada didepan ka’bah Bob hanya bisa
tersenyum karena dia yang tidak bisa gerakan solat, belum bisa menghapal surat
dalam al-quran bahkan Al Fatihah pun sulit dihapalkannya masih dipanggil untuk
hadir ke Ka’bah. Setelah kejadian itu Bob langsung dapat menghafal Al Fatihah
dan menjalankan solat dengan lancer.
Ø Bob Sadino Itu, Menyebalkan tapi
Menarik
Untuk orang yang baru mengenal Bob,
sosok kontroversi ini memang menyebalkan. Semua gerak-gerik serta perkataannya
terkadang kurang mengenakan. Tapi ketika beberapa saat berbincang dengannya,
maka banyak hal dari ucapannya yang bisa kita amini. Lama kelamaan akan telihat
bahwa Bob seorang yang low profile.
Beberapa kisah yang bisa mengambarkan
rendah hatinya seorang bob. Suatu hari Bob sedang mengendarai sepeda motor
besarnya, dia melihat seorang pemuda lalu tanpa sungkan menghampiri dan
mengajak ngobrol pemuda itu, setelah beberapa lama berbincang, Bob mengajak
pemuda yang baru dikenalnya itu masuk kedalam rumahnya. Betapa kaget pemuda itu
mengetahui bahwa Bob Sadino yang sering dia lihat di televise atau media cetak
ternyata seorang yang supel dalam bergaul. Lalu ketika Bob dikerjai dalam
sebuah acara reality show. Saat itu Bob hendak bertemu dengan rekan bisnisnya,
tetapi ketika Bob hendak keluar rumah, sebuah mobil menghalangi didepan
rumahnya, dengan santai Bob meminta pemilik mobil itu untuk menjalankan
mobilnya. Setelah itu kembali sebuah mobil menghalangi dengan alasan ban kempes, jika itu terjadi bukan
pada Bob mungkin kata kasar sudah keluar, tapi ketika itu Bob dengan santai
menghadapi sebuah masalah padahal bisnis puluhan miliar dipertaruhkan.
Ø Main Film dan Sinetron
Bob Sadino pernah bermain film dan
sinetron, kemunculannya bukan didasarkan atas kebutuhan karena Bob memang
seorang miliyarder. Selain film dan sinetron, Bob juga membintangi beberapa
produk iklan. Hebat, seorang pengusaha mau membintangi iklan produk orang lain.
padahal bisnisnya sendiri tidak pernah dia iklankan di media cetak maupun
elektronik. Akan tetapi nama dan perusahaannya melejit serta selalu diliput
oleh media, karena kenyentrikan Bob Sadino.
Kepada siapapun media masaa, Bob selalu
terbuka, tidak pernah menolak diwawancara, bahkan ketika dia sedang berada
diluar negri sekalipun. Sebenarnya apa yang dilakukan Bob Sadino merupakan
kategori publikasi. Dia tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk
mempromosikan produknya karena media selalu menjadikan dirinya sebagai sumber
berita.
BAB 3
SIMPULAN
Hal-hal yang bisa dipetik dari buku
“Belajar Goblok dari Bob Sadino” adalah “Ilmu berserak di mana-mana di seluruh
muka bumi, jauh lebih banyak dibandingkan yang ada di dalam gedung sekolah atau
kampus. Bahkan, seekor ayam pun bisa memberikan ilmu (inspirasi) yang sangat
berharga.”
Kutipan diatas mengajarkan kita bahwa
mencari ilmu itu tidak hanya di sekolah, kampus, atau lembaga pendidikan
lainnya, tapi hal-hal disekitar kita adalah ilmu yang berharga, asalkan kita
mau belajar dan berusaha.
“Cukup satu langkah awal. Ada kerikil
saya singkirkan. Melangkah lagi. Bertemu duri saya sibakkan. Melangkah lagi.
Bertemu lubang saya lompati. Berjumpa api saya mundur. Melangkah lagi. Berjalan
terus dan mengatasi masalah.” (Bob Sadino)
Kutipan di atas merupakan kegigihan dari
seorang Bob Sadino dalam menjalani hidupnya sampai menjadi pengusaha sukses. Ia
tak butuh banyak teori yang penting lakukan saja! Dan menghadapi segala
rintangan dan mengatasinya.
DAFTAR
PUSTAKA
Marwadi, Dodi. 2009. Belajar Goblok
dari Bob Sadino. Jakarta: Kintamani Publishing.
Ulasan yg sngt menarik. Pikiran Bob mirip dgn kiyosaki, sy suka n setuju. Hidup Bob!
BalasHapusluar biasa.... (Y)
BalasHapuspengen sekali bisa.trimakasih atas artikelnya membuat saya mantab atas keputusan saya.
BalasHapusTerima kasih atas artikel nya. Itu semua membuat saya semakin termotivasi...
BalasHapusInspirasi yg unik
BalasHapusInspirasi yg unik
BalasHapusLegend bob sadino
BalasHapusKeren!
BalasHapusmatur suwun mbak...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussaya ingin jadi orang goblok seperti Atok BOB SADINO.. Kapan?? :-(
BalasHapusbab sadino menemukan sebuah teori, owner tokenoi menemukan teori, owner facebook (mark) menemukan teori, sebenarnya dalam dirimu itu ada teori, hanya saja kamu butuh beberapa kali jatuh dan bangkit lagi untuk dapat mempublikasikan teorimu. seperti terpidana mati yg ditanya permintaan terakhirnya, dia menjawab "just do it". yg skr jadi motto aparel nike. ��
BalasHapusTerimakasih bang atas sharing positifnya,semoga menjadi nilai kebaikan untukmu dan semangat terus untuk selalu berbagi ^_^
BalasHapusRingkasan yang sangat menarik, om bob sadino yg luar biasa!
BalasHapusRingkasannya membuat sya termotivasi dan sangat luar biasa., mantap
BalasHapusLuar biasa, sangat inspiratif
BalasHapusluar Biasa
BalasHapusTop
BalasHapusBelum pernah aku membaca mendengar atau melihat kalimat kalimat seperti yang dituangkan oleh Bob Sadino
BalasHapus