TIGA
Setelah lima jam
menempuh perjalanan Jakarta-Bandung yang lumayan melelahkan, akhirnya aku bisa
menginjakan kakiku di Tanah Sunda yang kata orang merupakn kota yang ramah. Oh
ya??
Dari terminal Leuwi Panjang, tak ada tempat yang bisa dituju. Maklum saja aku tidak memiliki anggota keluarga maupun saudara disini.
Dari terminal Leuwi Panjang, tak ada tempat yang bisa dituju. Maklum saja aku tidak memiliki anggota keluarga maupun saudara disini.
Sesuai
dengan rencana sebelumnya, langkah pertama akupun mencari informasi mengenai
rumah kontrakan yang tentunya hemat sesuai dengan keadaan dompetku saat itu.
Berdasaarkan survey yang saya lakukan ke beberapa orang, maka kuputuskan untuk
mencarinya di daerah Cimahi. Akhirnya, dengan perjuangan tidak sebentar, aku
bisa mendapatkan tempat kontrakan yang sesuai dengan keadaan keuanganku saat
itu.
Esok
harinya akupun, meluncurkan rencanku yang kedua, yaitu mencari informasi
lowongan kerja. Dan ternyata, mencari
lowongan kerja untuk lulusan SMA sangat sulit, Hari demi hari, minggu demi
minggu sudah kulalui tapi panggilan kerja pun tak jua kunjung datang.
Sudah
genap sebulan aku meninggalkan rumah. Dengan sisa uang, yang semakin hari
semakin menipis, aku pun mencoba bertahan di atas puing-puing kehidupan yang
mulai rapuh. Aku merasakan kehidupanku menukik tajam. Sebuah resiko yang harus
aku hadapi atas keputusanku, meski sejujurnya aku tak menyangka akan seberat
ini.
Tiba-tiba
pikiranku melayang jauh, merindukan yang nun jauh disana.
“Ibu,
Rayhan…” ucapku lirih
Seketika
airmataku meleleh tak terkendali.
Tak
bisaa dipungkiri, kasih sayangku terhadap mereka masih tumbuh dalam hatiku yang
menjelma menjadi kerinduan yang tak terelakan.
***
Angan-anganku
untuk bisa kuliah sementara kulupakan. Sejak saat itu aku memutar otak untuk
bisa bekerja. Yang kupikirkan hanyalah bagaimana caranya agar aku bisa makan
hari ini.
Meski
minim pengetahuan tentag bekerja, aku tak patah arang untuk mencoba lagi . Kali
ini aku coba melamar menjadi karyawan di sebuah restaurant di Bandung. Satu
minggu setelah penyerahan berkas lamaranku, aku pun mendapat panggilan.
Alhamdulillah, ucap syukur tiada henti aku panjatkan padaMu ya Allah, akhirnya
aku mendapatkan pekerjaan, meskipun belum seratus persen, karena harus melewati
tahap training selama satu minggu, artinya selama itu aku belum layak mendapat
gaji, namun bagiku ini adalah kesempatan terindah yang Tuhan kasih buatku.
Setelah
melewati tahap Training, akhirnya aku positif di terima sebagai pelayan di
restaurant tersebut. Dengan mengenakan seragam hitam putih, aku bekerja selama
delapan jam. Dari jam Sembilan pagi hingga tujuh malam. Pekerjaan yang cukup
melelahkan dan upahnya pun tidak terlalu besar. Tapi tak apalah.aku harus
selalu bersyukur. Nilai rupiahnya memang terasa kecil, tapi untukku jadi begitu
berharga. Bukan saja karena aku bisa menyambung hidupku selama beberapa hari,
tapi lebih karena uang itu adalah tetesan keringat perjuanganku untuk tetap
hidup dan menyalakan api impianku.
Setelah
kurang lebih dua tahun aku bekerja, keinginanku tuk bisa duduk di bangku kuliah
kembali terlintas dalam benakku. Angan-anganku yang dulu sempat terkubur, kini
semakin hari semakin kuat. Aku tidak mau melewatkan keempatan untuk kedua
kalinya.
Namun,
biaya kuliah untuk zaman sekarang tidaklah murah. Butuh banyak dana untuk bisa
sampai ke sana. Sedangkan keuanganku pas-pasan. Kalaupun ada uang, itu hanya
akan cukup untuk biaya masuknya saja, belum untuk uang semesteran. Jika hanya
mengandalkan penghasilanku yang tidak seberapa, tentu saja angan-anganku tuk
bisa kuliah musykil bisa tercapai.
Aku pun mencari alternative lain, yaitu mencari informasi tentang beasiswa.
dan kebetulan di tempat kerjaku ada teman yang kuliah dengan mengandalkan beasiswa. Namanya Ratih. Ia bisa kuliah di salah satu universitas negeri ternama karena mendapakan beasiswa dari salah satu produk rokok. Aku pun tertarik dan mencoba ikut seleksi. Alhamdulillah berkat bantuan Ratih, aku masuk seleksi dan menjadi salah satu peserta yang mendapatkan beasiswa di salah satu universitas Negeri ternama di Bandung.
aku pun mulai memilih jurusan yang aku minati. Dari dulu aku berminat menjadi seorang bilinguist, makanya aku memilih jurusan bahasa Inggris. Jurusan ini juga bisa menunjang kesuksesanku di tempat kerja. Karena kebanyakan pengunjung di restoran kami adalah pengunjung asing.
mudah-mudahan ini adalah pilihan yang tepat. Amin ya Robbal’alamin.
Aku pun mencari alternative lain, yaitu mencari informasi tentang beasiswa.
dan kebetulan di tempat kerjaku ada teman yang kuliah dengan mengandalkan beasiswa. Namanya Ratih. Ia bisa kuliah di salah satu universitas negeri ternama karena mendapakan beasiswa dari salah satu produk rokok. Aku pun tertarik dan mencoba ikut seleksi. Alhamdulillah berkat bantuan Ratih, aku masuk seleksi dan menjadi salah satu peserta yang mendapatkan beasiswa di salah satu universitas Negeri ternama di Bandung.
aku pun mulai memilih jurusan yang aku minati. Dari dulu aku berminat menjadi seorang bilinguist, makanya aku memilih jurusan bahasa Inggris. Jurusan ini juga bisa menunjang kesuksesanku di tempat kerja. Karena kebanyakan pengunjung di restoran kami adalah pengunjung asing.
mudah-mudahan ini adalah pilihan yang tepat. Amin ya Robbal’alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar