Cari Blog Ini

Rabu, 15 Mei 2013

Analisi Dialog


ANALISIS WACANA DIALOG
Oleh Nurul Hikmah

  1. Transkrip Dialog
Wawancara Luna Maya dengan TV One
Reporter          :  Selamat siang Mbak Luna?
Luna                :  Siang.
Reporter          :  Pertama kali yang ingin saya tanyakan, mungkin bisa dijelaskan,
bagaimana kronologisnya awal hingga sampai sekarang ini?
Luna                : Ya, mungkin ada satu insiden kecil. Ya di satu insiden yang terjadi pada       
saat sebelum moment Twit itu, ya gitu. Jadi ada satu insiden yang menurut saya cukup kecewa, bahkan sangat kecewa sampai itu terjadi, adalah terkenanya kamera ke anak kecilyang sedang saya gendong, yang sedang tertidur. Padahal saya sudah meminta, saya sudah menghimbau, sebentar ya, saya lagi mau menidurkan, bukanmenidurkan, saya mau menaruh anak kecil ini di mobil, yang sedang tertidur.
                        Jadi setelah itu, baru saya mau wawancara. Karena, ya ini anak kecil tanggung jawab saya. Saya harus melindungilah gitu. Dan rasanya kurang etis, saya diwawancarai sedang menggendong anak kecil.
                           Mungkin kata-kata saya, yang bilang saya sebentar itu kurang digubris atau kurang adanya kesabaran, gitu. Sehingga terjadilah, ribet bangetlah. Saat itu benar-benar ribet karena kamera banyak, ini, dan saya sedang berjalan. Akhirnya anak yang sedang saya gendong itu terbentur kamera.
Reporter          :  Sampai terluka?
Luna                :  Memang enggak, tapi ya bagaimanapun itu, itu kan tidak boleh terjadi.
Karena kan, ini kan sudah tanggung jawab saya. Kalau terluka akan lebih parah lagi.
Reporter          :  Itu yang kemudian Luna menjadi emosional menumpahkan di Twiter?
Luna                : Sebenarnya ini akumulasi aja sih gitu. Karena banyak kejadian-kejadian
atau banyak pemberitaan-pemberitaan tentang saya yang sepihak sebenarnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini yang membuat saya merasa bahwa, kenapa kok seperti ini ya, kenapa seperti itu.
Akhirnya itu menjadi satu akumulasi yang numpuk. Akhirnya, ya seperti ini.

  1. Analisis  Wacana Dialog
Dalam menganalisis sebuah wacana dialog, ada beberapa aspek analisis yang harus diperhatikan. Yaitu:
1. Kerjasama Partisipan
Adalah keterlibatan partisipan dalam membentuk suatu percakapan lengkap dengan unsur-unsur yang dibutuhkannya. Baik dalam bentuk tuturan maupun unsur pendukung bahasa.
Berdasarkan kerjasama partisipannya, terdapat semua unsur-unsur kerjasama dalam percakapan (maxim) yang dikemukakan oleh Grice, yaitu:
a)      Maxim Kuntitas, artinya kerjasama berbentuk jawaban yang belum pasti.
Contohnya pada percakapan berikut:
Reporter:  Pertama kali yang ingin saya tanyakan, mungkin bisa dijelaskan,
  bagaimana kronologisnya awal hingga sampai sekarang ini?
Luna       : Ya, mungkin ada satu insiden kecil. Ya di satu insiden yang terjadi pada      
 saat sebelum moment Twit itu, ya gitu.
b)      Maxim Kualitas, artinya kerjasama dalam bentuk jawaban yang sesuai.
Hal ini bisa dilihat pada percakapan berikut:
Reporter          :  Selamat siang, Mbak Luna?
Luna                :  Siang.
c)       Maxim Relasi Yang artinya kerja sama dalam bentuk jawaban yang belum sesungguhnya, bergantung pada interpretasi. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut ini:
Reporter : Itu yang kemudian Luna menjadi emosional menumpahkan di Twiter?
Luna    : Sebenarnya ini akumulasi aja sih gitu. Karena banyak kejadian-kejadian
atau banyak pemberitaan-pemberitaan tentang saya yang sepihak sebenarnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini yang membuat saya merasa bahwa, kenapa kok seperti ini ya, kenapa seperti itu.
Akhirnya itu menjadi satu akumulasi yang numpuk. Akhirnya, ya seperti ini.
d)     Maxim Cara, artinya kerja sama berbentuk jawaban yang tidak langsung menjawab pertanyaan karena kebiasaan. Maxim cara ini terdapat pada wacana dialog berikut:
Reporter          :  Sampai terluka?
Luna                :  Memang enggak.

2. Tindak Tutur (Speech Act)
Richard mengartikan sebagai sesuatu yang kita lakukan dalam rangka berbicara atau suatu unit bahasa yang berfungsi di dalam sebuah percakpan.
  • Berdasaran Jenis tindak tuturnya, ada dua jenis tindakan yang terdapat dalam wacana dialog di atas yaitu tindakan direktif dan  tindakan ekspresif,yaitu tindakan yang mencakup perasaan dan sikap.
a)      Tindakan Direktif, yaitu tuturan yang berfungsi  mendorong pendengar untuk melakukan sesuatu, seperti mengusulkan, mendesak, dan memohon.
Contohnya terdapat pada percakapan berikut:
Luna          : Memang enggak, tapi ya bagaimanapun itu, itu kan tidak boleh      terjadi.
Reporter : Itu yang kemudian Luna menjadi emosional menumpahkan di Twiter?
Dalam percakapan ini terlihat reporter sebagai pendengar, melakukan tindakan direktif, yaitu mendesak Luna agar mau berbicara mengenai kemarahannya di sebuah jaringan sosial Twitter.

b)      Tindakan Ekspresif, yaitu tindakan yang mencakup perasaan dan sikap.
Contohnya terdapat pada percakapan berikut:
Reporter    : Sampai terluka?
Luna          :Memang enggak, tapi ya bagaimanapun itu, itu kan tidak boleh terjadi. Karena kan, ini kan sudah tanggung jawab saya. Kalau    terluka akan lebih parah lagi.
            Dalam percakapan di atas, bisa dirasakan nada kemarahan dari Luna Maya.

  • Berdasarkan Sifat hubungannya, wacana dialog di atas merupakan tindak tutur lokusi, yaitu tindak tutur yang dilakukan pembicara berhubungan dengan mengatakan sesuatu, seperti memutuskan, mendoakan, merestui, dan menuntut.
Luna    : Memang enggak, tapi ya bagaimanapun itu, itu kan tidak boleh terjadi.
Karena kan, ini kan sudah tanggung jawab saya. Kalau terluka akan lebih parah lagi.   
Dalam penggalan percakapan di atas bisa dilihat, adanya tindak tutur lokusi yang dilakukan pembicara berhubungan dengan mengatakan sebuah harapan agar insiden itu tidak terjadi lagi.
  • Berdasarkan Hakikat pemakaiannya, dalam wacana dialog ini hanya terdapat satu hakikat pemakaian tindak tutur, yaitu tindak tutur sopan santun (politeness). Tindak tutur sopan santun biasa dijumpai pada percakapan pertama antara orang yang baru berkenalan. Pada waktu itu kedua belah pihak menunjukan tindak dan saling menghormati dan menggunakan tutur yang seimbang pula. Juga bisa dijimpai pada pembicara yang berbeda status sosial.
Dalam wacana dialog di atas, tindak tutur sopan santun bisa kita lihat pada percakapan berikut ini:
Reporter          :  Selamat siang, Mbak Luna?
Luna                :  Siang.
Catatan:
Ada beberapa aspek-aspek analisis yang tidak ditemukan dalam wacana dialog di atas, diantaranya:
Dalam aspek tindak tutur
  • Berdasarkan  jenis Tindak Tuturnya,dalam wacana dialog di atas tidak ditemukan jenis-jenis tindakan berikut ini:
1.      Tindakan refresentatif, yaitu tindakan dari penutur yang berfungsi menetapkan atau menjelaskan sesuatu itu  seperti apa adanya.
2.      Tindakan komisif, yaitu tuturan yang berfungsi mendorong pembicara melakukan sesuatu, seperti tindak berjanji, bernazar, bersumpah.
3.      Tindak deklaratif, yaitu tuturan yang berfungsi memantapkan , membenarkan sesuatu tindak tutur yang lain.
  • Berdasarkan hubungan tindak tuturnya, tidak terdapat hubungan tindak tutur berikut:
1.      Tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur yang dilakukan pembicara berkaitan dengan perbuatan dalam hubungan dengan mengatakan sesuatu.
2.      Tindak tur paralokusi, yaitu tindak tutur yang mengakibatkan lawan bicara bertindak suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu.
  • Berdasarkan hakekat pemakain tindak tuturnya, tidak ditemukan hakekat pemakaian berikut:
1.      Tindak tutur penghormatan, biasanya ditemukan pada situasi percakapan kedua belah pihak yang berbeda status soaialnya, misalnya murid dengan guru, orang tua dengan anak.
2.      Tindak tutur tidak menghiraukan, yaitu tindak tutur yang tidak memperhatikan atau menganggap enteng. Tindak tutur ini dapat ditemukan pada dua macam situasi. Pertama karena tidak disengaja. Kedua karena sengaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar