ANALISIS WACANA DIALOG
Oleh Nurul Hikmah
- Transkrip Dialog
Wawancara Luna
Maya dengan TV One
Reporter : Selamat siang Mbak Luna?
Luna : Siang.
Reporter :
Pertama kali yang ingin saya tanyakan,
mungkin bisa dijelaskan,
bagaimana kronologisnya awal hingga sampai sekarang
ini?
Luna :
Ya, mungkin ada satu insiden kecil. Ya di satu insiden yang terjadi pada
saat sebelum moment Twit itu, ya gitu. Jadi ada satu insiden yang menurut
saya cukup kecewa, bahkan sangat kecewa sampai itu terjadi, adalah terkenanya
kamera ke anak kecilyang sedang saya gendong, yang sedang tertidur. Padahal
saya sudah meminta, saya sudah menghimbau, sebentar ya, saya lagi mau
menidurkan, bukanmenidurkan, saya mau menaruh anak kecil ini di mobil, yang
sedang tertidur.
Jadi
setelah itu, baru saya mau wawancara. Karena, ya ini anak kecil tanggung jawab
saya. Saya harus melindungilah gitu. Dan rasanya kurang etis, saya diwawancarai
sedang menggendong anak kecil.
Mungkin
kata-kata saya, yang bilang saya sebentar itu kurang digubris atau kurang
adanya kesabaran, gitu. Sehingga terjadilah, ribet bangetlah. Saat itu
benar-benar ribet karena kamera banyak, ini, dan saya sedang berjalan. Akhirnya
anak yang sedang saya gendong itu terbentur kamera.
Reporter : Sampai terluka?
Luna :
Memang enggak, tapi ya bagaimanapun itu,
itu kan tidak boleh terjadi.
Karena kan, ini kan sudah tanggung jawab saya. Kalau terluka akan lebih
parah lagi.
Reporter : Itu yang kemudian Luna menjadi emosional
menumpahkan di Twiter?
Luna :
Sebenarnya ini akumulasi aja sih gitu. Karena banyak kejadian-kejadian
atau banyak pemberitaan-pemberitaan tentang saya yang sepihak sebenarnya.
Dalam beberapa tahun terakhir ini yang membuat saya merasa bahwa, kenapa kok
seperti ini ya, kenapa seperti itu.
Akhirnya itu menjadi satu akumulasi yang numpuk. Akhirnya, ya seperti
ini.
- Analisis Wacana Dialog
Dalam menganalisis sebuah wacana dialog, ada beberapa
aspek analisis yang harus diperhatikan. Yaitu:
1. Kerjasama Partisipan
Adalah keterlibatan partisipan dalam membentuk suatu percakapan lengkap
dengan unsur-unsur yang dibutuhkannya. Baik dalam bentuk tuturan maupun unsur
pendukung bahasa.
Berdasarkan
kerjasama partisipannya, terdapat semua unsur-unsur kerjasama dalam percakapan
(maxim) yang dikemukakan oleh Grice, yaitu:
a)
Maxim Kuntitas, artinya kerjasama berbentuk jawaban
yang belum pasti.
Contohnya pada percakapan berikut:
Reporter: Pertama kali yang ingin saya tanyakan,
mungkin bisa dijelaskan,
bagaimana kronologisnya awal hingga sampai
sekarang ini?
Luna : Ya, mungkin ada satu insiden kecil. Ya
di satu insiden yang terjadi pada
saat sebelum moment Twit itu, ya gitu.
b)
Maxim Kualitas, artinya kerjasama dalam bentuk jawaban
yang sesuai.
Hal ini bisa dilihat pada percakapan berikut:
Reporter : Selamat siang,
Mbak Luna?
Luna : Siang.
c)
Maxim Relasi
Yang artinya kerja sama dalam bentuk jawaban yang belum sesungguhnya,
bergantung pada interpretasi. Hal ini dapat dilihat pada contoh berikut ini:
Reporter : Itu
yang kemudian Luna menjadi emosional menumpahkan di Twiter?
Luna : Sebenarnya ini akumulasi aja sih gitu.
Karena banyak kejadian-kejadian
atau banyak pemberitaan-pemberitaan
tentang saya yang sepihak sebenarnya. Dalam beberapa tahun terakhir ini yang
membuat saya merasa bahwa, kenapa kok seperti ini ya, kenapa seperti itu.
Akhirnya itu menjadi satu akumulasi
yang numpuk. Akhirnya, ya seperti ini.
d)
Maxim Cara, artinya kerja sama berbentuk jawaban yang
tidak langsung menjawab pertanyaan karena kebiasaan. Maxim cara ini terdapat
pada wacana dialog berikut:
Reporter : Sampai terluka?
Luna : Memang
enggak.
2. Tindak Tutur (Speech Act)
Richard mengartikan sebagai sesuatu yang kita lakukan dalam rangka
berbicara atau suatu unit bahasa yang berfungsi di dalam sebuah percakpan.
- Berdasaran Jenis tindak tuturnya, ada dua jenis tindakan yang terdapat dalam wacana dialog di atas yaitu tindakan direktif dan tindakan ekspresif,yaitu tindakan yang mencakup perasaan dan sikap.
a)
Tindakan Direktif, yaitu tuturan yang berfungsi mendorong pendengar untuk melakukan sesuatu,
seperti mengusulkan, mendesak, dan memohon.
Contohnya terdapat pada percakapan berikut:
Luna : Memang enggak, tapi ya bagaimanapun
itu, itu kan tidak boleh terjadi.
Reporter : Itu
yang kemudian Luna menjadi emosional menumpahkan di Twiter?
Dalam percakapan ini terlihat reporter sebagai pendengar, melakukan
tindakan direktif, yaitu mendesak Luna agar mau berbicara mengenai kemarahannya
di sebuah jaringan sosial Twitter.
b)
Tindakan Ekspresif, yaitu tindakan yang mencakup
perasaan dan sikap.
Contohnya terdapat pada percakapan berikut:
Reporter : Sampai terluka?
Luna :Memang enggak, tapi ya bagaimanapun
itu, itu kan tidak boleh terjadi. Karena kan, ini kan sudah tanggung jawab
saya. Kalau terluka akan lebih parah
lagi.
Dalam percakapan di atas, bisa
dirasakan nada kemarahan dari Luna Maya.
- Berdasarkan Sifat hubungannya, wacana dialog di atas merupakan tindak tutur lokusi, yaitu tindak tutur yang dilakukan pembicara berhubungan dengan mengatakan sesuatu, seperti memutuskan, mendoakan, merestui, dan menuntut.
Luna : Memang enggak, tapi ya bagaimanapun itu,
itu kan tidak boleh terjadi.
Karena kan, ini kan sudah tanggung
jawab saya. Kalau terluka akan lebih parah lagi.
Dalam penggalan percakapan di atas bisa dilihat, adanya tindak tutur
lokusi yang dilakukan pembicara berhubungan dengan mengatakan sebuah harapan
agar insiden itu tidak terjadi lagi.
- Berdasarkan Hakikat pemakaiannya, dalam wacana dialog ini hanya terdapat satu hakikat pemakaian tindak tutur, yaitu tindak tutur sopan santun (politeness). Tindak tutur sopan santun biasa dijumpai pada percakapan pertama antara orang yang baru berkenalan. Pada waktu itu kedua belah pihak menunjukan tindak dan saling menghormati dan menggunakan tutur yang seimbang pula. Juga bisa dijimpai pada pembicara yang berbeda status sosial.
Dalam wacana dialog di atas, tindak tutur sopan santun bisa kita lihat
pada percakapan berikut ini:
Reporter : Selamat siang,
Mbak Luna?
Luna : Siang.
Catatan:
Ada beberapa
aspek-aspek analisis yang tidak ditemukan dalam wacana dialog di atas,
diantaranya:
Dalam aspek
tindak tutur
- Berdasarkan jenis Tindak Tuturnya,dalam wacana dialog di atas tidak ditemukan jenis-jenis tindakan berikut ini:
1.
Tindakan refresentatif, yaitu tindakan dari penutur
yang berfungsi menetapkan atau menjelaskan sesuatu itu seperti apa adanya.
2.
Tindakan komisif, yaitu tuturan yang berfungsi
mendorong pembicara melakukan sesuatu, seperti tindak berjanji, bernazar,
bersumpah.
3.
Tindak deklaratif, yaitu tuturan yang berfungsi
memantapkan , membenarkan sesuatu tindak tutur yang lain.
- Berdasarkan hubungan tindak tuturnya, tidak terdapat hubungan tindak tutur berikut:
1.
Tindak tutur ilokusi, yaitu tindak tutur yang dilakukan
pembicara berkaitan dengan perbuatan dalam hubungan dengan mengatakan sesuatu.
2.
Tindak tur paralokusi, yaitu tindak tutur yang
mengakibatkan lawan bicara bertindak suatu tindakan dalam mengatakan sesuatu.
- Berdasarkan hakekat pemakain tindak tuturnya, tidak ditemukan hakekat pemakaian berikut:
1.
Tindak tutur penghormatan, biasanya ditemukan pada situasi
percakapan kedua belah pihak yang berbeda status soaialnya, misalnya murid
dengan guru, orang tua dengan anak.
2.
Tindak tutur tidak menghiraukan, yaitu tindak tutur
yang tidak memperhatikan atau menganggap enteng. Tindak tutur ini dapat
ditemukan pada dua macam situasi. Pertama karena tidak disengaja. Kedua karena
sengaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar